Jumat, 23 Januari 2009

Selamat Tinggal Lawu, Selamat Jalan Mbah Putri (Hari ke-8)

Hari ini 1 Januari 2009. Tahun telah berganti, namun situasi tak ikut berganti. Tidak ada yang berubah hanya dengan tahun baru. Tertawa dahaga menyaksikan semua orang merayakan tahun baru. Lucu saja menyaksikan mereka menunggu detik-detik perubahan dari 23.59 ke 00.00. Seolah dengan perpindahan detik tersebut dapat membuat perubahan dalam hidup mereka. Selalu saja berharap ada perubahan di tahun baru. Tidak akan berubah jika yang diusahakan atau dilakukan ya seperti itu-itu saja. Lantas, jika ingin berubah harus melakukan sesuatu, kenapa harus menunggu tahun baru?

HP itu berdering dalam saku jaket. Dari Ibu di Riau. “………….. Mbah Putri Meninggal!?”


Malam ini, aku tidur saja. Sama seperti hari-hari sebelumnya selama sepekan ini, seranjang dengan Ali. Huhahaaa. Terlelap di malam tahun baru lebih terasa nikmat bagi kami setelah perjalanan dari Pacitan. Hari itu juga kami mesti kembali ke Surabaya. Menempuh perjalanan 200 km di atas roda dua. Kami pulang juga……Mbah, Budhe, Pakdhe….pulang dulu ya?
selamat tinggal Sarangan.....selamat tinggal Lawu

Kami tinggalkan Lawu beserta ribuan pesonanya. Terimakasih atas semua. UAS menanti kami harus pulang. Petualangan selesai, kewajiban pun harus tertunai. Selamat Tinggal Lawu!

Sebelum pulang mampir dulu di kerajinan kaca Magetan. Kata yang punya Cuma satu-satunya di Pulau Jawa. Cabang dari Bali katanya. Wah keren juga, di Magetan lagi. Jadi, di kerajinan kaca ini semua hasil karya berbahan baku kaca. Semua kerajinan pasti ada unsur kacanya, dan kebanyakan berupa cermin. Wuiihhhh….boleh juga. Beli satu! Buat kado ultahnya Tyzha. Budaya memberi kado harus dibiasakan, terutama di lantai 6.

kreatif dari kaca

Di Madiun ketemu Mbak Surti lagi. Kebetulan sama-sama ke arah Timur. Mau pulang ke Caruban dirinya. Salam perpisahan untuk entah berapa lama lagi sampai kami bertemu lagi. Teman yang tak akan terlupakan. Sudah sampai Caruban, sudah banyak kami berpisah dengan banyak hal. Lawu, Magetan, Keluarga, Sahabat…….sampai akhirnya di Nganjuk, Emal harus berpisah dengan satu orang lagi.

HP itu berdering dalam saku jaket. Dari Ibu di Riau. “Bapak hari ini ke Jakarta, Mbah Putri Meninggal!?” Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raaji’uun…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat tinggal lawu, (InsyaAlloh) Selamat datang Semeru...