Minggu, 30 November 2008

Kuliah Sambil Jalan-jalan

Sebelumnya, kami memberikan salam maaf karena terlambatnya postingan ini.


Kuliah lapangan ini sebenarnya sudah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Baru sempatlah sekarang untuk ditulis. Teknik Sipil ITS memang kerap menggelar kuliah lapangan. Selain karena dibutuhkan guna mendukung pembelajaran di kampus, kuliah lapangan sejatinya membuktikan bahwa seluruh civitas akademika Teknik Sipil ITS gemar jalan-jalan. Hiahaaa….spekulasi tak berdasar. Tapi itulah yang terjadi.

Kalo dihitung, setidaknya terdapat tiga kuliah lapangan yang akan dijalani mahasiswa teknik sipil selama menempuh kuliah di ITS. Bisa bertambah, tergantung mata kulaih pilihan yang diambil. Ketiganya adalah Kuliah Lapangan Geologi Teknik, Hidrolika, dan Perkerasan Jalan Raya. Setiap tahun bisa berubah memang, tergantung kebijakan dosen dan kemauan mahasiswa. Ada-ada saja.

Untuk mata kuliah Geologi Teknik biasanya yang dilihat Cuma tanah, tanah, dan tanah. Namanya juga geologi. Tapi ya tidak sesederhana itulah. Kalo hidrolika, sedikit lebih maknyus, mulai dari bendungan, bendung, daluran irigasi, dan macam-macam tetek bengek hidro lainnya. Terakhir, perkerasan jalan raya yang ditonton tentu tak jauh dari jalan, aspa, jalan lagi. Bosenkah? Tidak juga. Sebab Kulap adalah jalan-jalan, kumpul-kumpul, dan senang-senang. Urusan laporan belakangan.

Sedang serius

Nah, kulap yang barusan ini adalah kulap Perkerasan Jalan. Tujuan utamanya adalah melihat kondisi jalan di beberapa titik, diantaranya adalah ruas jalan Lamongan-Babad dan jalan penghubung pabrik dan pelabuhan Semen Gresik yang ada di Tuban. Karena dekat dengan pabrik, sekalian lihat-lihat pabriknya…..plus pelabuhannya yang menjorok sekitar 1 km ke laut. Maknyus nih dermaga.

Dermaga Semen Gresik, Tuban

Terakhir, berkunjung ke Asphalt Mixing Plant (AMP). Tempat pembuatan aspal beton yang sering kita lihat untuk membuat jalan raya. Dan sebelum pulang, sambil menguap dan melawan desakan mata yang kian menutup, kami dipaksa untuk melihat proses pengaspalan di Jalan Gresik daerah Perak sana. Mau tau jam berapa waktu itu, sekitar 11.30 malam.

Bukan sedang nunggu bus kota

Capek-capek dah…pokoknya jalan-jalan. Gratis………………..

Melihat diri


Mmhhhh…ngapain yah


Mengambil gambar


Mereka yang narsis…


Sekitar dermaga


teks : emal

foto : ali & emal

Minggu, 16 November 2008

Seperlima Abad Sudah (17/11)

Bismillah..
Sudah dua puluh tahun aku hidup di Bumi.
Seperlima abad sudah…………………

Biasa saja!
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya di hari yang sama
Sama seperti hari-hari biasanya setiap tahunnya
Tidak ada yang istimewa

Setahun telah berlalu
Satu tahun lagi juga akan berlalu
Begitu saja! selalu

Aku sadar umurku bertambah
Tapi yang kutau….umurku semakin berkurang
Mimpiku menggunung
Tapi waktuku menyempit

Seperlima abad sudah……
Tidak ada permintaan khusus
Tidak ada doa istimewa
Sama seperti hari-hari lainnya
Sama seperti syukur biasanya
Bismillah..

Umur memang telah ditentukan. Tapi tidak untuk waktu yang kumanfaatkan.

Jumat, 14 November 2008

Inilah Saya........

Berawal dari kegemaran mengamati tingkah polah orang lain, baik itu teman, kenalan, ataupun yang baru dikenal, tertarik diri ini untuk menunjukkan seperti apa pola perilaku sendiri. Mungkin kita sudah mengenal apa itu Personality Plus, namun kali ini penulis ingin membahas tentang metode lain untuk mengenal kepribadian seseorang, terutama diri penulis. Metode tersebut adalah Eneagram.

Menatap Mentari di Kawah Bromo, TNBTS

Jika personality plus mengenalkan empat tipe, maka eneagram memiliki sembilan tipe. Enea sendiri dalam bahasa Yunani berarti sembilan. Sebenarnya kesembilannya saling berhubungan membentuk gambar dalam sebuah lingkaran. Namun kita tidak membahas hal tersebut dalam hal ini. Satu lagi, dalam personality plus kepribadian seseorang bisa saja berubah. Penulis misalnya, 3 tahun lalu adalah seorang melankolis tulen. Sekitar dua tahun kemudian berubah menjadi melankolis yang cenderung plagmatis. Entah hari ini? Berbeda dengan Eneagram yang konon tidak akan berubah.


Inti pengajaran dari eneagram adalah bahwa di awal kehidupan, kita belajar untuk merasa aman dan untuk menghadapi kondisi dalam keluarga dan kondisi diri sendiri dengan mengembangkan suatu metode yang didasari atas Talenta dan kemampuan alamaih kita.

Dengan memanfaatkan eneagram kita mampu memahami orang lain dan diri kita, dan mempelajari sejumlah alternatif atas pola perilaku keseharian. orang yang setipe memeiliki motivasi dasar yang sama dalam memandang dunia ini dengan cara yang sebenarnya pada dasarnya adalah serupa. Adapun variasi dalam keseharian bersumber pada faktor semacam kedewasan, tipe orang tua, nilai budaya dan karakter bawaan misal introvert atau ektroverts ecara alamiah.

Adapun kesembilan kepribadian dalam eneagram tersebut adalah Perfeksionis, Penolong, Pengejar Prestasi, Romantis, Pengamat, Pencemas, Petualang, Pejuang, dan Pendamai (berurutan dari nomor 1 sampai 9). Dalam bukunya, untuk mengetahui diri kita termasuk dalam tipe, akan diberikan 20 pernyataan tiap tipenya terkait kecenderungan kita. Jumlah terbanyak dari 9 tipe yang ada menunjukkan itulah tipe kepribadian kita. (buku ada pada penulis). Dan penulis tercatat memiliki kepribadian tipe 5 dengan 20 pernyataan sempurna yang mencerminkan dirinya. Pengamat Sejati.

Berikut 20 pernyataan pada tiap tipe 5, pengamat.

  1. Belajar dengan mengamati dan membaca, bukan melakukan
  2. Sulit menunjukkan perasaan pada saat itu juga
  3. Tenggelam dengan minat saya sendiri dan berj=kutat selama berjam-jam dengan itu
  4. Mengalami perasaan yang lebih mendalam ketika sendirian
  5. Kadang merasa bersalah karena tidak terlalu murah hati
  6. Berusaha menutupi sensivitas dengan kritikan dan penilaian
  7. Orang yang kasar dan berisik mengganggu saya
  8. Menegaskan sesuatu adalah pekerjaan yang tidak saya sukai
  9. Suka berteman dengan orang yang ahli di bidang yang saya geluti
  10. Senang mendapatkan gelar yang dapat dibanggakan
  11. Bertentangan dengan orang lain, sinis, dan penuh kecurigaan
  12. Saat tidak nyaman di tengah orang banyak , ingin berharap lenyap ditelan bumi
  13. Enggan menjadi orang yang asertif atau agresif
  14. Benci acara sosial, lebih memilih sendiri atau bersama orang yang saya kenal baik
  15. Kadang merasa malu atau canggung
  16. Merasa lelah jika terlalu lama bersama orang-orang
  17. Merasa berbeda dari kebanyakan orang
  18. Merasa tidak terlihat, mengherankan jika seseorang tau sesuatu tentang saya
  19. Tidak mengejar materi untuk bahagia
  20. Tenang adalah senjata saya, itulah kekuatan saya

Mengamati Telaga Sarangan, Magetan

Sempurna, tidak ada satu nomor pun yang tidak mencerminkan diri penulis. Jika pun demikian dengan anda, bisa jadi anda juga seorang bertipe lima, meski hanya mengumpulkan 18 diantaranya.

Setelah mengisi ke 9 x 20 pernyataan, dan didapat bahwa diri penulis cenderung ke tipe lima, saatnya kita membahas bagaimana tipe lima tersebut. Dari baik hingga buruknya.

Yogi Berra (entah siapa) pernah mengatakan bahwa kau bisa memahami banyak hal hanya dengan mengamati. Tipe lima dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu, merasa cukup dengan diri sendiri, dan tidak terlihat bodoh.

Yang terbaik dari tipe lima adalah analitis, berpendirian teguh, sensitif, bijaksana, objektif, mudah memahami, dan mandiri (Gue banget semuanya). Sedangkan yang terburuk dari tipe lima adalah sok pintar, kikir, keras kepala, menjauhkan diri, suka mengkritik orang lain, mudah menyerah, dan sering bertentangan dengan orang lain (juga gue banget, kecuali kikir mungkin yah).

Jika dalam pergaulan, maka yang terbaik dari tipe lima adalah mereka baik hati, mudah memahami, berpikiran terbuka, mandiri, dan bisa dipercaya. Sedangkan yang terburuk dari tipe lima dalam pergaulan adalah suka mendebat, curiga, menarik diri, dan sering bertentangan dengan orang lain. Mereka memasang kuda-kuda terhadap orang yang mencoba menguasai.

Dalam bukunya, juga disebutkan bagaimana sebaiknya bergaul dengan tipe lima, berikut uraiannya, bagaimana bergaul dengan saya (tipe lima):

  • Mandirilah, jangan maunya nempel terus
  • Bicaralah secara langsung dan ingkas
  • Saya butuh waktu sendirian untuk mengatur perasaan dan pikiran saya
  • Ingatlah, ketika saya kelihatannya jauh, tidak mau mendekatkan diri atau sombong, itu bisa berarti bahwa saya merasa tidak nyaman
  • Buatlah agar saya merasa diterima, tapi jangan terlalu menggebu, jika demikian, saya mungkin meragukan ketulusanmu
  • Jika saya menjadi jengkel karena harus mengulang sesuatu, itu mungkin karena saya telah berusaha keras mengeluarkan pikiran saya pada kesempatan pertama.
  • Jangan mendekati saya dengan sikap berisik
  • Bantu saya menghindari hal yang tidak saya sukai, yaitu : pesta besar, musik orang lain yang hingar bingar, emosi yang melelahkan, dan pelanggaran terhadap privasi saya.

Menuju Kawah Kelud, Kediri


Senangnya Menjadi Tipe Lima
  • Teguh pendirian dan memandang hidup dengan objektif
  • Meraih pemahaman yang komplit; memahami sebab dan akibat
  • Pikiran saya tidak pernah pecah: melakukan apa yang saya anggap benar tanpa dipengaruhi tekanan dari orang lain
  • Tidak mengejar materi maupun status
  • Bersikap tenang saat keadaan genting


Susahnya Menjadi Tipe Lima

  • Lamban dalam melontarkan pengetahuan dan pandangan
  • Merasa jahat saat bersifat defensif atau seperti orang yang tahu segalanya
  • Merasa tertekan berada bersama orang saat saya tidak menginginkannya
  • Menyaksikan orang lain yang memiliki kemampuan bersosialisasi lebih baik tapi kecerdasan atau kemampuan teknisnya tidak begitu baik, lebih sukses dari saya
  • Sulit mengutarakan pikiran saya dengan tepat.

Pikiran khas dari tipe lima

  • "Bagaimana aku bisa menghindari rapat, ya?”
  • "Bagaimana caranya menghindari reuni keluarga?”
  • "Bagaimana kau bisa cabut dari pesta ulang tahunku sendiri?”
  • "Aku akan menyampaikan pandanganku padanya segera setelah menemukan cara yang sempurna untuk mengatakannya.”

Waktu senggang si tipe lima (sedikit banyak juga penulis lakukan) diantaranya adalah membaca buku, mempelajari suatu topik dengan mendalam, memancing diskusi diantara para teman, datang ke konser, museum, dan kuliah, mengikuti permainan yang menantang kecerdasan, mengurus koleksi atau proyek mereka, dan sekolah ke luar negri untuk mempelajari budaya dan kebiasaan asing.

Hal-hal yang nyaris mustahil dilakukan oleh tipe lima

  • Mempertontonkan pengetahuan mereka yang luas mengenai topik-topik yang masih buram
  • Mengadakan pesta besar-besaran
  • Mengajukan diri menjadi pembawa acara
  • Berlangganan koran demi halaman gosipnya
  • Menjadi salesman
  • Pergi bersama sekelompok orang selama dua minggu, di mana tidak ada kesempatan untuk menyendiri semenit pun

Berjalan di Pantai Selatan Desa Lebak Harjo, Malang

Dalam buku Eneagram tersebut juga dicantumkan keterkaitan kesembilan tipe dengan tipe-tipe Jungian (Tipe Myers-Briggs) yang sudah diakui itu. Ada empat kecenderungan, yaitu terkait dengan dunia eksternal (ekstrovert) atau internal (introvert), seorang pengindra (sensing) atau pengikut kata hati (intuitive), seorang pemikir (thinking) atau perasa (feelers), seorang penilai (judgers) atau pemersepsi (perceiving). Dan seperti tipe lima secara dominan. Penulis tergolong seorang introversion dan thinking, yaitu menjaga jarak, menutup diri, dan tidak banyak bicara. Menggunakan logika dan analisis untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.

Masih dalam buku yang sama, juga tercantum berbagai pendapat orang lain tentang tipe lima. Diantaranya adalah….

  • Ia begitu menikmati pekerjaannya. Saya kagum atas ketekunannya berjam-jam membaca, berkebun, bermain musik, dan menganalisa alam semesta.
  • Suaranya lembut, tenang, dan menyejukkan. Dia memiliki perspektif yang berbeda. Misalnya memandang celaan orang lain merupakan hal yang menarik
  • Dia kaya akan informasi dan ide-ide inovatif. Saya juga senang dengan selera humornya yang eksentrik

Lantas bagaimana pendapat anda tentang saya…………???

Kamis, 13 November 2008

Sedikit Bicara Cinta

Akhirnya bisa menulis tentang topik ini juga. Topik cinta yang akhir-akhir ini sedang menghangat di lantai 6. Meski Yudha Pratama telah memulainya lebih dulu, saya coba untuk membahasnya lebih mendalam. Terimakasih untuk Yudha karena terus memacu untuk tidak boleh kalah. Masa sama pencinta mangrove….kalah.
Pulau Kangean, Sumenep (Emal)

Berawal dari seorang Sufi lantai 6 yang pernah mengatakan bahwa Cinta itu yang penting aktualisasinya. Malam itu lantai 6 benar-benar sedang menggila. Di lain sisi, ternyata para penghuninya sedang bermelankolia di tengah tumpukan kertas-kertas hasil berita para pendaftar baru. Berhari-hari setelah itu, demam cinta pun masih melanda. Ada apa ini…………? Sepertinya sang Labib haruslah bertanggung jawab akan hal ini.

Saat itu, tidak hanya ada Labib “Sufi” Fayumi. Dimulai dari kata-katanya, Yudha pun menyahut dengan “Mencintai itu biasa, dicintai itu juga biasa, mencintai yang Maha Mencintai itu baru luar biasa!” begitulah kira-kira yang diucapkannya. Tak teringat apa yang pernah disampaikan Fajar dan Ayos. Intinya kami sedang menggila sembari bermelankolia.

Tidak lama setelah hari itu, penulis mendapatkan sebuah buku hasil nyolong punya temen yang sedikit membahas perihal cinta. Serial Cinta dari Anis Matta. Ada baiknya juga jika tertampilkan beberapa kata tentang cinta. Penulis pun ingin sedikit menyimpulkan bagaimana itu cinta. Setidaknya…..seperti inilah cinta itu.

Pantai Panyuran, Tuban (Ali)

Cinta Tanpa Definisi

Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Begitulah cinta yang ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.

Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Terlalu rumit untuk disederhanakan. Tidak ada definisi memang, dalam agama, atau filsafat, atau sastra, atau psikologi. Tapi inilah obrolan manusia sepanjang massa. Legenda yang tak pernah selesai.

Barangkali kita memang tidak perlu definisi. Toh kita juga tidak butuh penjelasan untuk dapat merasakan terik matahari. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya. Cara kerjanya itulah definisinya. Karena semua keajaiban terjadi di sana.

Depan Rektorat, ITS (Ayos)

Indahnya Memberi

Inti pekerjaan cinta adalah memberi. Memberi apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidupnya, yaitu memberi. Terus menerus memberi. Menerima mungkin, tapi itu hanya efek dari apa yang mereka berikan.

Kalau kamu mencintai dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan untuk membuat orang yang kamu cintai menjadi lebih baik kehidupannya. Pecinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu memutuskan mencintai, mereka akan segera memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka.

Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Pecinta sejati selamanya hanya bertanya “Apakah yang akan kuberikan?” Tentang kepada “siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.

Apakah kamu seorang pencinta sejati? Mudah saja, apa yang kamu rasakan saat kehilangan seseorang? Merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung.

Batu-Coban Rondo, Malang (Ali)

Seni Memperhatikan

Kalau intinya cinta adalah memberi, maka pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Kalau kita mencintai maka haruslah kita beri perhatian pada yang kita cintai. Perhatian adalah pemberian jiwa, semacam penampakan emosi yang kuat dari keinginan baik kepada yang dicintai. Dan tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk memperhatikan.

Memperhatikan adalah kondisi di mana kita keluar dari dalam diri kita menuju diri yang lain. Hati dan pikiran kita sepenuhnya tertuju kepada sesuatu yang kita cintai. Mereka yang bisa keluar dari dalam dirinya, telah terbebas dari kebutuhan untuk diperhatikan.

Inilah kekuatan para pencinta sejati. Mereka perhatikan yag mereka cintai secara intens dan menyeluruh, berusaha terus menerus memahami latarbelakang kehidupan sang kekasih, menyelidiki seluk beluk pesoalan hatinya, mencoba menemukan karakter jiwanya, mendefinisikan harapan dan mimpinya, sampai pada mengetahui kebutuhan untuk memenuhi harapan dan mimpi yang dicintainya.

Pecinta sejati biasanya lebih suka mendengarkan daripada didengarkan. Lebih suka memperhatikan daripada diperhatikan. Mereka memeliki kesabaran yang akan berpeluang untuk menyerap informasi tentang sang kekasih yang mereka cintai.

Di sinilah tersimpan rahasia cinta yang amat agung. Rahasia tentang pesona jiwa para pecinta. Saat dirimu memperhatikan kekasih hatimu, secara perlahan dan tanpa disadari ia akan bergantung pada perhatianmu. Secara psikologis ia akan sangat menikmati, maka saat perhatian itu hilang, ia akan merasakan kehilangan yang sangat. Akan menyiksa jiwanya dengan rindu. Mungkin ia tidak mengatakannya, tapi ia merasakannya…….

Air Terjun Iringgolo, Kediri (Ali)

Semangat Penumbuhan

Pekerjaan kedua seorang pecinta sejati, setelah memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta dapat mengubah kehidupan dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang yang kita cintai, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Seorang pencinta sejati harus mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang dijalani kekasihnya. Hal ini bukanlah mengatur atau mengintervensi. Tapi menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan potensi yang dimiliki. Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta yang melankolik. Sebab di sini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa. Di sini cinta adalah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran, dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan efektif.

Makam Keputih, Surabaya (Emal)

Mencintai itu Keputusan

Cinta adalah kata lain dari memberi….sebab memberi adalah pekerjaan….sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi itu berat…..sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama….sebab pekerjaan berat dalam waktu lama hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh…..maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ingin mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapa pun!

Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga ungkapan lain dari, ”Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia.”

Taruhannya adalah kepercayaan terhadap integritas kita. Sekali diucapkan maka harus dibuktikan. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, berkorban, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi.

Jadi benar apa kata Labib Fayumi, SuFinya lantai 6 bahwa yang terpenting dari cinta adalah aplikasinya. Jika kita siap mengatakan cinta maka kita pun harus siap untuk pekerjaan-pekerjaannya. Terkadang inilah yang menyebabkan sebagian orang sulit untuk mengatakan cinta. Dia mengerti konsekuensinya.

Ngancar, Sarangan (Ali)

Tak kan habis rasanya kita membicarakan cinta. Kali ini sekian dulu. Jika sempat, akan ada lagi tentang cinta jiwa, cinta misi, cinta kata, dan hirarki cinta itu sendiri. Jika terdapat hal-hal yang kurang mengena. Silakan tanya saja. Berharap saja akan terbit Sedikit Bicara Cinta 2. Atau barangkali anda memiliki pandangan lain tentang cinta?

NB: kupersembahkan tulisan ini untuk gadisku, Naya yang sering memberi meski sekedar miscall. Maaf jika tak pernah kubalas. Abisnya nelponnya waktu jam kuliah terus sih. Kedua, untuk lantai6 yang mungkin mendapat prioritas untuk diperhatikan, ditumbuhkan, dirawat, dan dilindungi. I love you all. Terakhir, untuk puan manapun yang ingin sekali kuberi perhatian, penumbuhan, perawatan, dan perlindungan. Sayang, belum ada yang pernah meminta.

Hantu itu Benar Adanya

Beberapa waktu terserang kabar bahwa Lantai 6 Perpustakaan Pusat ITS berhantu. Kebenarannya masih perlu dipertanyakan. Lebih dari itu, tidak ada bukti-bukti yang menagarah ke sana. Hanya ada beberapa saksi yang itupun tidak dapat dijadikan alasan untuk membenarkan. Jadilah berita tersebut bualan belaka. Bagi yang masih percaya, yah silakan saja.

Tapi sepertinya cerita itu tidak sekedar bualan belaka.

SAYA BARU SAJA MEMBUKTIKANNYA.

Hantu itu benar-benar ada. Dia ada di Perpustakaan, ada di Lantai 6. Bahkan sering berkeliaran di area ITS Online.

Cerita ini berawal dari niatku untuk mengeprint sebuah materi di salah satu komputer kantor ITS Online. Flashdisk telah tertancap. Tapi saat mata ini menatap monitor, secara tidak sengaja terbaca sebuah pesan-pesan singkat yang di dalamnya menyebut kata Hantu. Sang penulis pesan dan penerimanya entah di mana ternyata membicarakan sosok hantu seolah hantu itu benar-benar ada.

Ternyata benar adanya, kalo hantu itu ada. Sebab apa yang tertera dalam tulisan-tulisan tersebut memang menunjukkan fakta aktivitas kami sehari-hari.

Anehnya, setelah melihat pesan-pesan tersebut, tidak ada perasaan takut atau gentar.

Yang ada justru senyuman getir, senyuman kecut, terkecut yang pernah ada.

Ada yang pernah bilang bahwa marah itu membuat capek. Tapi ternyata menahan marah itu lebih melelahkan! Saya tidak bohong.