Kamis, 13 November 2008

Sedikit Bicara Cinta

Akhirnya bisa menulis tentang topik ini juga. Topik cinta yang akhir-akhir ini sedang menghangat di lantai 6. Meski Yudha Pratama telah memulainya lebih dulu, saya coba untuk membahasnya lebih mendalam. Terimakasih untuk Yudha karena terus memacu untuk tidak boleh kalah. Masa sama pencinta mangrove….kalah.
Pulau Kangean, Sumenep (Emal)

Berawal dari seorang Sufi lantai 6 yang pernah mengatakan bahwa Cinta itu yang penting aktualisasinya. Malam itu lantai 6 benar-benar sedang menggila. Di lain sisi, ternyata para penghuninya sedang bermelankolia di tengah tumpukan kertas-kertas hasil berita para pendaftar baru. Berhari-hari setelah itu, demam cinta pun masih melanda. Ada apa ini…………? Sepertinya sang Labib haruslah bertanggung jawab akan hal ini.

Saat itu, tidak hanya ada Labib “Sufi” Fayumi. Dimulai dari kata-katanya, Yudha pun menyahut dengan “Mencintai itu biasa, dicintai itu juga biasa, mencintai yang Maha Mencintai itu baru luar biasa!” begitulah kira-kira yang diucapkannya. Tak teringat apa yang pernah disampaikan Fajar dan Ayos. Intinya kami sedang menggila sembari bermelankolia.

Tidak lama setelah hari itu, penulis mendapatkan sebuah buku hasil nyolong punya temen yang sedikit membahas perihal cinta. Serial Cinta dari Anis Matta. Ada baiknya juga jika tertampilkan beberapa kata tentang cinta. Penulis pun ingin sedikit menyimpulkan bagaimana itu cinta. Setidaknya…..seperti inilah cinta itu.

Pantai Panyuran, Tuban (Ali)

Cinta Tanpa Definisi

Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Begitulah cinta yang ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.

Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Terlalu rumit untuk disederhanakan. Tidak ada definisi memang, dalam agama, atau filsafat, atau sastra, atau psikologi. Tapi inilah obrolan manusia sepanjang massa. Legenda yang tak pernah selesai.

Barangkali kita memang tidak perlu definisi. Toh kita juga tidak butuh penjelasan untuk dapat merasakan terik matahari. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya. Cara kerjanya itulah definisinya. Karena semua keajaiban terjadi di sana.

Depan Rektorat, ITS (Ayos)

Indahnya Memberi

Inti pekerjaan cinta adalah memberi. Memberi apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidupnya, yaitu memberi. Terus menerus memberi. Menerima mungkin, tapi itu hanya efek dari apa yang mereka berikan.

Kalau kamu mencintai dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan untuk membuat orang yang kamu cintai menjadi lebih baik kehidupannya. Pecinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu memutuskan mencintai, mereka akan segera memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka.

Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Pecinta sejati selamanya hanya bertanya “Apakah yang akan kuberikan?” Tentang kepada “siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.

Apakah kamu seorang pencinta sejati? Mudah saja, apa yang kamu rasakan saat kehilangan seseorang? Merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung.

Batu-Coban Rondo, Malang (Ali)

Seni Memperhatikan

Kalau intinya cinta adalah memberi, maka pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Kalau kita mencintai maka haruslah kita beri perhatian pada yang kita cintai. Perhatian adalah pemberian jiwa, semacam penampakan emosi yang kuat dari keinginan baik kepada yang dicintai. Dan tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk memperhatikan.

Memperhatikan adalah kondisi di mana kita keluar dari dalam diri kita menuju diri yang lain. Hati dan pikiran kita sepenuhnya tertuju kepada sesuatu yang kita cintai. Mereka yang bisa keluar dari dalam dirinya, telah terbebas dari kebutuhan untuk diperhatikan.

Inilah kekuatan para pencinta sejati. Mereka perhatikan yag mereka cintai secara intens dan menyeluruh, berusaha terus menerus memahami latarbelakang kehidupan sang kekasih, menyelidiki seluk beluk pesoalan hatinya, mencoba menemukan karakter jiwanya, mendefinisikan harapan dan mimpinya, sampai pada mengetahui kebutuhan untuk memenuhi harapan dan mimpi yang dicintainya.

Pecinta sejati biasanya lebih suka mendengarkan daripada didengarkan. Lebih suka memperhatikan daripada diperhatikan. Mereka memeliki kesabaran yang akan berpeluang untuk menyerap informasi tentang sang kekasih yang mereka cintai.

Di sinilah tersimpan rahasia cinta yang amat agung. Rahasia tentang pesona jiwa para pecinta. Saat dirimu memperhatikan kekasih hatimu, secara perlahan dan tanpa disadari ia akan bergantung pada perhatianmu. Secara psikologis ia akan sangat menikmati, maka saat perhatian itu hilang, ia akan merasakan kehilangan yang sangat. Akan menyiksa jiwanya dengan rindu. Mungkin ia tidak mengatakannya, tapi ia merasakannya…….

Air Terjun Iringgolo, Kediri (Ali)

Semangat Penumbuhan

Pekerjaan kedua seorang pecinta sejati, setelah memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta dapat mengubah kehidupan dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang yang kita cintai, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Seorang pencinta sejati harus mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang dijalani kekasihnya. Hal ini bukanlah mengatur atau mengintervensi. Tapi menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan potensi yang dimiliki. Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta yang melankolik. Sebab di sini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa. Di sini cinta adalah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran, dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan efektif.

Makam Keputih, Surabaya (Emal)

Mencintai itu Keputusan

Cinta adalah kata lain dari memberi….sebab memberi adalah pekerjaan….sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi itu berat…..sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama….sebab pekerjaan berat dalam waktu lama hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh…..maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ingin mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapa pun!

Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga ungkapan lain dari, ”Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia.”

Taruhannya adalah kepercayaan terhadap integritas kita. Sekali diucapkan maka harus dibuktikan. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, berkorban, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi.

Jadi benar apa kata Labib Fayumi, SuFinya lantai 6 bahwa yang terpenting dari cinta adalah aplikasinya. Jika kita siap mengatakan cinta maka kita pun harus siap untuk pekerjaan-pekerjaannya. Terkadang inilah yang menyebabkan sebagian orang sulit untuk mengatakan cinta. Dia mengerti konsekuensinya.

Ngancar, Sarangan (Ali)

Tak kan habis rasanya kita membicarakan cinta. Kali ini sekian dulu. Jika sempat, akan ada lagi tentang cinta jiwa, cinta misi, cinta kata, dan hirarki cinta itu sendiri. Jika terdapat hal-hal yang kurang mengena. Silakan tanya saja. Berharap saja akan terbit Sedikit Bicara Cinta 2. Atau barangkali anda memiliki pandangan lain tentang cinta?

NB: kupersembahkan tulisan ini untuk gadisku, Naya yang sering memberi meski sekedar miscall. Maaf jika tak pernah kubalas. Abisnya nelponnya waktu jam kuliah terus sih. Kedua, untuk lantai6 yang mungkin mendapat prioritas untuk diperhatikan, ditumbuhkan, dirawat, dan dilindungi. I love you all. Terakhir, untuk puan manapun yang ingin sekali kuberi perhatian, penumbuhan, perawatan, dan perlindungan. Sayang, belum ada yang pernah meminta.

7 komentar:

theweekendwarrior.id mengatakan...

walah-walah...
ga mudeng...
but you're not walk alone

Anonim mengatakan...

Maknyuss pembaca......

Penuh penghayatan, dan sarat makna. Membaca artikel ini menyadarkan saya akan semua hal yang pernah saya lakukan.
Tentang makna cinta yang sempat saya persembahkan untuk seseorang, kira-kira waktu itu saya berpikir apa ya????
Juga 'merasa' kehilangan yang ternyata itu adalah buatan saya sendiri, karena paranoid mungkin.

Oww, ternyata bang emal ini sedang menunggu seorang Puan yang meminta perhatian, penumbuhan, perawatan, dan perlindungan???
Kenapa tidak mencoba menawarkan saja ke dia??
karena siapa tau Puan mu itu terlanjur mundur karena satu dan lain hal yang tak pernah dia ungkapkan ke bang emal sendiri.

Ya.. sekedar saran atau mungkin masukan, biar kesalahpahaman nya gak berlarut-larut.
Kan capek kalo seperti itu, kasian semua, baik bang emal maupun Puan manapun-mu itu.

Anonim mengatakan...

Ada berapa puan sih yang sudah ngantri??
Kayaknya LAKU banget ya..
Hehehehee....

Anonim mengatakan...

Menurut si empunya blog....lebih sulit lagi jika menahan marah...
tapi menurut saya pribadi lebih sulit lagi menutupi kesedihan ketimbang marah....
Karena kita tidak tahu kesedihan apa yang terjadi pada setiap orang karena setiap orang pasti akan menutupi kesdihannya masing" karena harus berpura" bahagia di depan orang lain....
Artikel yang bagus...
Jadi tertarik untuk belajar nich, boleh kah????

Zayn Zesha mengatakan...

#fajjar
okeee jar...kita memang gak sendiri. kita gak boleh sendiri

#catatansaya
"kenapa tidak mencoba menawarkan saja ke dia?"
kalo kaya gitu bukan tipeku.
terimakasih sarannya

#catatansaya_lagi
berapa ya.....??
yang gak ngomong sih banyak
huahaaaa

#uniqmanusia
belajarlah dari pengalaman

Anonim mengatakan...

Owwww... gt ya???
Ya semoga dikau mendapatkan yang terbaik nak...

( padahal waktu saya nulis ini jam 14.00 WIB lagi di Perpus, sayang sekali ya, permintaanmu belum tercapai...)

Virga mengatakan...

Love is only a dirty trick played on us to achieve continuation of the species