Kamis, 11 November 2010

TravelMotor: Surabaya - Jakarta

Enam bulan, kawan. Selama itulah rumah ini tidak diisi lagi oleh hal-hal baru. Bukan tidak ada hal yang baru itu.Bukan pula tidak ada yang datang untuk berkunjung. Kealphaan sepenuhnya ada pada pemilik rumah yang "absen" untuk sementara waktu untuk sekedar mengisi kekosongan-kekosongan tersebut.


Pertama, ada hal-hal yang lebih besar yang harus saya lakukan selama enam bulan tersebut. Jadi sedikit terganggulah aktivitas untuk mengupdate postingan-postingan di blog ini.

Kedua, berhenti menulis akan membuat kita sulit untuk memulai menulis kembali. Saya benar-benar merasakannya. Jadi, teruslah menulis! Setiap hari! Tentang apa saja…..!


Dan kali ini,

Ada sedikit cerita dari sebuah perjalanan selama tiga hari menapaki Pulau Jawa. Perjalanan (yang lagi-lagi) bersama Smash-110 bernomor BM 4775 CF dan (lagi-lagi) bersama TravelMate saya selama di Surabaya, Ali. Perjalanan yang bagi sebagian orang gila, dan bagi sebagian yang lain adalah kurang kerjaan. Yap, Surabaya-Jakarta naik sepeda motor.


Setiap perjanan harus mempunyai tujuan, meski itu adalah untuk sekedar mengisi kekosongan waktu. Sungguh tidak ada kenikmatan jika sebuah perjalanan hanya sebuah perjalanan. Tujuan membuat perjalanan menjadi bermakna. So, kali ini saya harus membawa sepeda motor kesayangan saya untuk diberikan kepada saudara di Jakarta. Tenggat waktu hanya tiga hari, begitu perintahnya. Dan berangkatlah kami……


We are not explorer. Kami tidak sedang mengeksplor tempat-tempat yang kami kunjungi. Apalagi waktu tiga hari jelas bukan waktu ideal untuk berkunjung ke tempat-tempat menarik antara Surabaya- Jakarta. Jadi, kami hanya berjalan dan terus berjalan. Dan supaya lebih jelas, kami tampilkan saja gambar-gambar kami selama di perjalanan. Toh, anda juga malas untuk membaca bukan. Heheee...

Hari Pertama..(Surabaya-Jogja)


Di Provinsi Jawa Timur kami mengawali perjalanan dari Surabaya dan berakhir di Cemoro Sewu, sebuah desa di punggung Gunung Lawu yang merupakan pintu pendakian ke Gunung Lawu. (Garis biru adalah rute perjalanan kami)









Pos masuk pendakian Gunung Lawu



Kami memilih jalur Selatan Pulau Jawa lebih karena kami belum pernah melewatinya. Kontur yang berbukit-bukit dan terkadang menemui pantai-pantai selatan adalah alasan selanjutnya kami memilih jalur ini.




Berteduh dari hujan…..




...Astana Giri Bangun...





Monumen Pers Nasional di Solo




Ditraktir Mie Ayam oleh temen SMA…..





Mampir di angkringan Klaten. Lagi-lagi ditraktir temen SMA…..

(dalam perjalanan, akan terasa sekali manfaatnya memiliki banyak teman dimana-mana)




Hari Kedua….. (Jogja-Garut)


Banyak tempat yang sebenarnya ingin kami singgahi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tapi kami mesti terus jalan…..



Kami selalu memulai perjalanan sebelum Shubuh, bahkan sebelum ayam berkokok




Kami selalu memulai perjalanan sebelum Shubuh, bahkan sebelum ayam berkokok




Purworejo...





Ada kalanya kami juga harus istirahat




Kampung Nelayan di Cilacap dengan latar Pulau Nusa Kambangan




Kampung Nelayan di Cilacap dengan latar Pulau Nusa Kambangan




Monumen perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah



Kotamadya Banjar….. Kecil, Sejuk, Indah, Tertib, dan menyenangkan. Kami ingin kembali ke kota ini…..



Masuk Ciamis…...


Hari Ketiga…(Garut-Tangerang)


Hujan ternyata masih setia menamani kami di hari kedua. Sangat deras. Sehingga kami tidak mampu mengabadikan beberapa objek di Tasikmalaya maupun Garut dimana kami menginap. Gambar di atas adalah Pertigaan Nagrek, pusat kemacetan saat Mudik Lebaran



Gedung Sate. Harus ke sini jika anda pergi ke Bandung



Dari Cianjur, perjalanan kami selalu menanjak. Menuju Puncak



Puncak (BOGOR)



Istana Cipanas, Puncak




Masuk Bogor, aura-aura metropolitan sudah mulai tercium sejak di kota ini….




Dari Jabar, kami masuk ke Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Tangerang.




Kantor Walikota Tangerang adalah finish dari perjalanan kami. Keesokan harinya, barulah kami meluncur ke Jakarta yang hanya beberapa menit saja.



1 pulau, 5 provinsi, 3 hari, 1151 kilometer.

Perjalanan yang tak akan pernah kami lupakan.

4 komentar:

Lisāna mengatakan...

ahaha! akhirnya di posting juga. welcome back :D

huda mengatakan...

wowowowoww....sangar!!!
kasihan sepeda mortornya :P

f4hmie mengatakan...

gile, touring pake sendal

Artevac Riding Gear mengatakan...

mantab bro, alon2 asal kelakon.. *mau nyoba juga nihh pake matic kymco.. jkt-sby udah nah sby-jkt belum.. doakeun yahh