Senin, 09 Maret 2009

Satu Tempat yang Terlupa

Yo……ayooo
Ayo Persebaya…

Sore ini…..

Kita harus menang…….!


Lagu itu bergemuruh menghentakkan stadion. Mengangkat emosi para penonton ke puncak tertiggi. Emosi yang juga dirasakan 11 pemain berbaju hijau. Untuk menang!
Sebuah nada dari Amerika Selatan, Chile tepatnya. Lagu yang digubah liriknya dan telah meng-Indonesia. Sederhana namun menggetarkan. Lagu inilah yang dibawakan Bonek Mania ketika mendukung laskar Bajul Ijo sore itu.

tanggung-tanggung, langsung ke stadion sekelas Gelora Sepuluh Nopember (GSN) yangUntuk pertama kalinya dalam sejarah hidup. Menjejakkan kaki di sebuah stadion. Gak kabarnya juga diproyeksikan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Bukan berarti akhir pekan tidak ada agenda. Tapi kami (saya, Fatih, Ibnu) hanya ingin merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakan. Sesuatu yang tidak banyak dikenal orang Surabaya. Sesuatu yang sepertinya hanya pernah dirasakan para Green Force. Sesuatu yang hanya ada di Tambaksari. Datang sajalah dan rasakan.............

antri....

***
Belum lagi matahari condong ke Barat, jalan Tambaksari sudah sulit dilalui kendaraan. Lautan hijau sudha memenuhi pelataran stadion. Datang dari berbagai penjuru Surabaya, mulai Surabay bagian utara, selatan, barat, sampai timur semua berkumpul pada satu titik. Beberapa sudah antri di depan pintu masuk kelas ekonomi. Padahal suara peluit dimulainya pertandingan masih 2 jam lagi dibunyikan. Tiket masih saja laris manis. Gerombolan-gerombolan Ijo terus saja berdatangan. Semakin menyesakkan Tambaksari. Tak jauh dari kerumunan, puluhan brimob telah siaga. Mobil water canon pun terparkir dengan gagahnya. Berjaga.
Selepas Shalat Ashar kami pun turut mengantri di depan pintu tribun utama sisi kanan (SKA). Ada tiga macam tiket di GSN, VIP seharga Rp 50 ribu, Tribun Utama seharga Rp 30 ribu dan kelas ekonomi Rp 15 ribu. Kelas ekonomi memenuhi tiga per empat tempat duduk stadion. VIP dan tribun utama berada di sisi barat dengan bonus atap penjaa dari panas dan hujan. Bedany, VIP memakai kursi bersandar dari plastik. Sedangkan tribun utama dan ekonomi duduk di lantai berundak. Berbaur dengan penonton lainnya. Bersorak bersama dan melenguh bersama pula.

Bonek mania..

Sore itu, Persebaya kedatangan lawan dari Persitara Jakarta Utara untuk menjalani Leg I Copa Indonesia babak Perdelapan Final. Wajar jika animo Bonek mania cukup tinggi. Tercatat dalam pengumuman, ada 21 ribu orang memenuhi stadion sore itu. Mereka pun hanya melawan puluhan suporter Persitara yang ada di depan kami. Sebuah noktah biru kecil di belantara hijau stadion. Sepertinya 11 pemain Persitara di lapangan pun dibuat ciut nyalinya. Siapa sih yang tidak kenal Bonek?

Pertandingan cukup keras di awal babak pertama. 4 kartu kuning sudah keluar. Bonek pun mulai memanas. Kecewa dengan kinerja wasit dengan meneriaki ”wasiit ngantuuuk” atau karena kinerja pemain Persebaya yang tidak sesuai harapan mereka. Di sinilah chemistry berada di stadion bersama puluhan ribu orang benar-benar terasa. Diiringi yel-yel Bonek mania, semua menjadi melodi yang mengguncang emosi. Emosi yang hanya di dapat di stadion, tidak saat menonton di televisi, tidak pula saat menikmati action di bioskop. Datang sajalah dan nikmati sendiri............

Kita akan spontan berdiri saat muncul peluang di depan gawang. Semua akan kecewa saat peluang tersiakan. Semua akan marah saat pemain di langgar. Semua.....tidak ada yang tidak. Ribuan orang tersebut pun mampu membaut orang yang tidak suka sepakbola untuk bangkit melonjak meninju udara dan berteriak kegirangan saat gol tercipta. Berteriak sejadinya....emosi pun terpuaskan. ”OOoooooOOOooooooo......OoOooOOoOoooooOO...oooo”

Inilah sebuah hiburan yang tidak banyak dikenal di Surabaya. Sebuah tempat yang tidak masuk dalam objek yang dikunjungi di Surabaya. Tidak bagus tempatnya namun indah dilihat mata. Kumuh dan berjubel terlihat namun nyaman terasa. Bukankah hijau adalah warna yang nyaman dan menentramkan. Saat Persebaya bermain, tidak hanya lapangan, stadion akan berubah menjadi hijau. Emosi itu semakin terasa. Datang sajalah dan nikmati....!

Dua gol tercipta sore itu untuk keunggulan Persebaya. Tidak sia-sia. Rp 15 ribu untuk satu gol yang kami lihat dari Tribu Utama plus kepuasan batin yang hanya satu tempat yang bisa memberinya.

***
Di tengah pertandingan situasi memanas saat masih saja ada Bonek mania melempar barang ke tenga lapangan karena kecewa pada wasit. Suporter Persitara yang hanya puluhan itu pun mengluarkan yel-yelnya.....
Kami tidak suka rusuh
Rusuh itu tiada guna

Kita ini satu bangsa

Bangsa Indonesia

pulang dengan kemenangan

1 komentar:

theweekendwarrior.id mengatakan...

BONEX
(BONDO NEKAD)
GREEN FORCE....
sama kayak yang nulis bondo nekad nonton persebaya