Kamis, 19 Februari 2009

Notebook vs Backpacking

Saat sesuatu yang cukup berharga menghilang, maka perhitungan perencanaan selanjutnya menjadi kacau. Di sinilah prioritas butuh pengelolaan yang baik. Laptop hilang memang bikin sengsara. Bukan karena hilangnya, tapi ketidakpastian langkah yang harus diambil ke depannya dan ketidakjelasan nasib laptop itu sendiri.

Hidup ini memang selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Sebelumnya, emal pernah harus memilih untuk menggunakan simpanan beasiswa dan tabungan untuk membeli kamera atau tetap ditabung untuk keliling Indonesia. Wuuiiiiikkkkk keliling Indonesia. Juli-Agustus InsyaAllah. Hihaaaahaaaa.........semangat

Konyol memang, untuk mendapatakn SLR memang belum cukup. Untuk keliling Indonesia mungkin cukup dengan melunta-lunta. Akhirnya dengan bersemedi 4 hari 4 malam plus Istikharah ber-rakaat-rakaat, ditambah wangsit Mbah Mojo di Trowulan sampai wejangan Kyai Arifin di Ampel…..diputuskanlah menyimpannya untuk keliling Indonesia. Sembari terus menabung biar gak ngelunta-nglunta banget lah.

Sampai suatu hari di mana bursa pemilihan itu mencuat kembali dengan hilangnya laptop. Keliling Indonesa atau beli laptop anyar. Beli laptop jelas gak cukup kalo gak yang bekas dengan merk kacangan. Plus pembatalan keliling Inonesia Agustus nanti. Berat................ di tengah pengerjaan proposal dan beberapa tugas, ditambah kerjaan online lainnya, laptop memang dibutuhkan. Masih setengah-setengah kalo harus minjam sana-sini atau mencuri satu singgasana di kantor.

Pilihan yang sulit.
Postingan pertama tanpa foto.........bahkan emal tidak punya foto laptopnya.
Apakah aku tidak mencintai laptopku? (baca juga)

2 komentar:

theweekendwarrior.id mengatakan...

kesabaran ada batasannya...
dulu duit gaji ku masih bsa ikhals...
untuk yang satu ini...
dunia-akherat ku ga ikhlasin...

Zayn Zesha mengatakan...

kalo gak ikhlas trus laptope balik aku mau banget Jar......

tenang Jar...kita sudah mengantongi satu nama, gak ngaku sampai ada bukti....bakalan nyesel dia seumur hidup