Akhirnya, ucapan kedua untuk Labib…………Selamat Ulang Tahun Bib, Selamat Milad, Selamat Birthday.
Rabu, 29 Oktober 2008
Labib Genap 22 Tahun (29/10)
Senin, 27 Oktober 2008
Lantai 6 Menggila (2)
Jumat, 24 Oktober 2008
Lantai 6 Menggila
Gaduh……
Tak perlu rasanya mengatakan “pecahkan saja gelasnya!” biar ramai.
Lantai 6 belakangan sungguh rame. Benar-benar gaduh mengaduh. Benar-benar gila menggeliat.
Ajang ORIO alias Open Rekrutmen ITS Online ternyata mampu memberikan kesempatan semua kru untuk berkumpul lebih sering, lebih lama, dan tentu saja lebih gila huaahhhaaaaa. Gila yang membuat suasana justru hangat dalam melawan dingin AC 18oC.
Bukan lagi keakraban yang terasa. Tidaklah lagi rasa kekeluargaan yang tercipta. Lebih dari itu kami adalah segerombolan yang ada karena cinta (ceilehhh, lantai 6 emang lagi dilanda demam cinta. Tunggu postingan selanjutnya). Yah, karena cinta kami ada. Cinta kami pada lantai6, cinta kami pada ITS Online, cinta kami pada berita, pada deadline, pada nyamannya karpet tidur, pada HR setiap bulannya, dan tentu saja pada makanan-makanan yang entah bagaimana selalu hadir menemani kami. Maknyusss tenan. Satu hal lagi adalah karena cinta kami pada setiap orang yang ada di dalamnya. Kami akan merasa kehilangan saat salah seorang tidak ada entah kemana (kecuali Pipit, gak ada dia tambah bagus…hiahahaaa), bukankah itu cinta?
Bagi kami, tiada hari tanpa menulis, memakan, dan menggacor. Menulis itu biasa, memang ini kerjaan kami setiap harinya. Memakan itu yang harus ada, tiada hari tanpa makan walau hanya sebiji bakwan, sebab dengan makan kami bertahan hidup, dengan bertahan hidup kami bisa menulis, dengan menulis kami berkumpul di sini, dengan berkumpul maka akhirnya kami bisa nggacor, huahahaaaa. Entah dari mana asal muasal kata nggacor ini. Yang jelas kata itu mencakup semua hal yang berhubungan dengan tidak berhenti berbicara, besar mulut untuk bercerita, berbagi kata, menebar lelucon, dan berujung dengan tertawa. Dan yang terpenting adalah hina mendina, hujat nan jahat, sindir memelintir adalah hal yang paling biasa kalo sudah nggacor. Bagi yang tersinggung, bersiaplah untuk ditertawakan.
Lantai 6 memang menggila!!!?@#%%$#&^@*&#)*(@&^@%!??!?
Akhirnya…………..
Sebelum anak-anak baru menjadi laskar baru kami. Ada baiknya saya cantumkan foto-foto mereka-mereka yang menggila. Mereka yang terpaksa menulis, mereka yang selalu menuntut makanan, dan yang ……………………………………nggacor.
Kita mulai saja! Tapi sebelumnya terdapat dua orang yang tidak saya sertakan. Mereka adalah Bekti Cahyo Hidayanto. Bapak satu anak inilah Pimpinan Redaksi kami. Yang kedua tentu saja Marji Wegoyono, mas kami yang telah lulus meninggalkan kami di sini, hiksshikkssss. Alasan untuk tidak menampilkannya adalah, pertama karena penulis tidak memiliki database fotonya, malas pula untuk mencarinya. Kedua, keduanya telah mulai jarang nongol di lantai6 meski tetap memantau. Ketiga dan paling penting adalah karena keduanya tidak suka memakan dan menggacor (kecuali mas Marji). InsyaAllah jika penulis menemukan foto bapak dan mas berdua di reruntuhan kota terlarang maka akan penulis sertakan. Maaf sebelumnya. Lagian mas Marji kan sudah mau hangout (out maksudnya), jadi secara baik-baik dan terhormat saya persilakan pergi saja, ke hutan lalu berbelok ke pantai lalu……jangan lupa tumpengannya. “Ngusir koq minta makanan, ta’ delepno kakus koen ko!” kalo mas marji bilang begitu harap maklum. Hiahaheeeee.
The First….
Lady’s first!
Merekalah keempat srikandi yang dimiliki ITS Online (IO). Sepertinya sudah biasa IO memiliki stok perempuan yang terbatas. Saat mereka berempat belum lama meramaikan bursa kejurnalistikan di lantai 6 kami harus kehilangan mbak Fitri dan mbak Thina. Tanpa mereka berempat, mungkin lantai 6 sudah menjadi gudang tak karuan. Mereka berempatlah yang menambahi kekurangan, menyemibangkan timbangan, sampai pada meluruskan kebengkokan. Inilah mereka (dari kiri ke kanan)………..
Hana Qudsiah, cewek Jakarta yang loe gue – loe guenya kumat kalo dah ngobrol ma Bahtiar. Reporter ini asalnya dari Teknik Kelautan. Satu yang khas dari dirinya adalah selalu menyebut “Kak” kepada orang yang menurutnya dituakan di lantai 6. Maka yang paling sering kita dengar adalah “Kak Labib, kak labib?!?”. Andai bahtiar dituakannya, berarti Hana akan memanggil “Kak Bah…Kak Bah”. Heheee. Satu lagi yang tidak biasa dari kebiasaannya adalah tidak mau dipotret, terutama foto closeup. Siapa yang berhasil mengambil gambarnya satu saja, penghargaan Satya Adi Lencana Mahabrata Kusumadewa akan saya anugrahkan padanya.
Bergeser ke kanan ada Pipit. Nama lengkapnya Nur Rahmah Fitriyah. Asli Surabaya dari Jurusan Teknik Lingkungan yang parahnya kurang begitu peduli dengan lingkungan. Kalo kesulitan mencarinya, datang saja ke lantai6 dan tunggu……jika anda mendengar “emosiiiiii” diucapkan oleh seseorang, dialah Pipit. Seolah telah menjadi jargon dan bagian dari hidupnya, Emosiiii sepertinya adalah obsesinya. Reporter yang satu ini orangnya narsis abis. Bangga akan dirinya. Hobinya adalah selalu dikerjain oleh kru-kru yang lain. No 2 yang suka nonton film setelah Labib. Dan merupakan salah satu dari tiga orang kru yang bisa bergaya di depan kamera. Kadang kepergiannya diharapkan meski tak jarang kealpaannya disesalkan.
Berikutnya adalah Siti Makkatur Rohmah dari Jurursan Fisika MIPA. Ada yang memanggilnya Siti, ada pula yang Rohmah, sedikit yang Makatur. Merupakan satu-satunya kru berdarah Madura Murni. Wajar jika reporter yang satu ini begitu cinta akan tanah kelahirannya dan sering membanggakannya, sayang justru itu yang sering dijadikan lelucon kru lainnya. Tertua diantara keempat srikandi yang ada, membuatnya harus selalu tampil dewasa. Hobinya tentu saja nulis. Hobi lain adalah mencari info-info lomba yang berhubungan dengan menulis. Peserta lain perlu khawatir jika Siti sudah mendaftar ikut lomba. Kenapa? yah karena saingan akan bertambah satu. Hehee
Terakhir dan yang berkacamata adalah Tyza Inandia. Anak Borneo yang nyasar ke Desain Komunikasi Visual, Despro ITS. Satu-satunya yang berkemampuan English di atas rata-rata anak IO lainnya. untung saja hanya blognya yang berbahasa asing itu. Kalo saja, Tyza ini menggunakannya di lantai 6, kemungkinan besar akan kami diamkan saja seolah dia adalah alien tak berguna yang nyasar di bumi. Keuntungannya kalo ada narasumber atau kegiatan berbahasa inggris, reporter yang satu ini yang jadi andalan. Saat masih OJT, Tyza ini pernah menjadi rebutannya mas Arif untuk dibinanya. “Poko’e, Tyza aku sing mbimbing!” begitu kata mas Arif yang kini tengah belajar di UTP bersama mbak Fitri. Apa alasannya? Masih menjadi sebuah misteri, sebab Tyza sendiri masih merupakan misteri. Terdapat hal-hal yang tidak biasa dalam dirinya. Apa itu? Tanyakan saja. Dan anda akan disemprotnya sembari mencak-mencak.
Kita beralih ke para Arjuna. Pertama, tentu yang tertua. Dialah Johan Asa Augusta. Sedang berjuang mengerjakan tugas akhirnya di jurusan Teknik Sipil. Biasa disapa Asa, tak jarang dipanggil Jo. Dialah Wakil Pimpinan Redaksi IO. Karena yang paling tua, kami anggap dia ayah kami di lantai6. Meski sibuk ngurus TA, bolak-balik Lab Konstruksi di jurusannya, tak pernah lupa sang ayah untuk mengurusi anak-anaknya di lantai6. Mengayomi, melindungi, menasehati, memeberi dukungan, memberi semangat, dan yang paling penting tentu saja membari HR. Tak jarang pula untuk memberi perintah. Siapa yang membangkang, jangan harap melihatnya memberi HR. Terakhir, ayah yang juga sering bermalam di lantai6 ini orang kedua yang bisa mengekspresikan diri di depan kamera.
Hanif Santoso, Kordinator Liputan ITS Online. Mahasiswa Teknik Geomatika yang luar biasa cintanya pada dunia fotografi. Orangnya low profile, tak banyak yang bisa diceritakan di sini. Hanya saja, dia ini ternyata soulmatenya Ayos. Lebih dari itu mereka menyebutnya tidak lagi soulmate tapi sudah lebih jauh, Bedmate alias satu ranjang. Bagai pinang di belah dua, mereka tak terpisahkan. Jangan heran, hanif akan terlihat murung saat Ayos tengah bercanda ria bercumbu mesra dengan Fajar. Sayang, Hanif ahnya memendamnya. Sungguh mengaharukan.
Berikutnya tentu saja Ayoz, sang Bedmatenya Hanif. Nama lengkapnya Ayoz Purwoaji. Anak Jember yang tertampung di Desain Produk ITS. Jabatannya di IO adalah redaktur. Banyak hobinya dan berbanding linier dengan banyaknya kemauannya. Wajar jika kami-kami menyebutnya seorang yang mulitalenta. Yang paling penting untuk diketahui, dia ini adalah orang dibalik kegacoran anak-anak lantai6. Orangnya rame tapi kalo tugas sudah menumpuk, senyumpun tak kan kita dapati. Tapi kalo sudah di depan kamera, emmmmhhh, orang ketiga di lantai6 yang bisa bergaya di depan kameraYang perlu diwaspadai terutama oleh Hanif adalah kedekatannya dengan Fajar akhir-akhir ini. Hihiiiii. Hati-hatilah! Episode baru Rian-Novel kan dimulai.
Berikutnya adalah penghuni tetap lantai6. Meskipun tidak menetap, Labib Fayumi adalah orang yang paling sering berdiam di markas besar IO. Sangat wajar jika dirinya yang bertanggung jawab atas kebersihan markas. Bukan rahasisa umum lagi Redaktur asal Teknik Informatika ini adalah rajanya nonton film. Julukannya saja SUFI alias Suka Film. Tapi………………..yang ditontonnya adalah anime-anime. Hampir semua anime pernah dilahapnya, mulai dari yang berdarah-darah sampai anime yang super girly. Belakangan, sang Sufi gemar mengumbar kata-kata cinta. Lagi Melankolia dia rupanya. Gosip bersama sang Emosiii pun berhembus. Benar atau tidak, baginya tetap saja “Cinta itu yang penting aktualisasinya!”
Berikutnya ada Bahtiar Rifai Septiansyah. Jack Mania yang nyasar di Perkapalan ITS. Reporter satu ini yang biasanya menemani penulis bermain Pimpong di lantai 6. Salah satu tim redaksi yang aktif mengisi rubrik opini. Kecintaannya pada Persija dan Arsenal jelas menjelaskan kegemarannya beramain bola. Sayang, semenjak di ITS kegemarannya kurang tersalurkan di tengah kesibukannya berorganisasi. Bisa dibilang Bahtiar organisatoris di antara para kru IO. Mulai dari kawanan Manarul ‘Ilmu sampai kumpulan para legislator di LM ITS ia sambangi. Soal militansi jangan ditanya, berita dan opini tetap mengalir untuk IO. Kalo sudah sibuk, aku juga yang susah. Tak ada teman bermain pimpong sebab hampir semua kru lainnya pada males olahraga. Kerjanya selain buat berita cuma tidur, makan, dan friendsteran/bloging, dan nggacor. Heheee. Kata Ayoz sih HiFatLoBrain banget. Hiiahahaaaaa.
Anak yang satu ini namanya Januar Indra Yudhatama. Bisa dipanggil Januar, bisa juga Yudha. Belakangan, anak Biologi ITS ini yang paling rajin mencari, menulis, dan mengupload berita. Tak mau kalah dia dengan Johan Asa yang tidak lain tidak bukan adalah kakak kandungnya. Tampilannya tidak berlebihan, malah terkesan kurang terurus. Ada kemungkinan dikarenakan Biologi ITS minim lelaki. Seperti apapun rupanya akan laku juga. Heheee, sory Yud. Tapi jangan salah, dia ini ternyata Ketua kajian jurusan di Biologi. Ternyata di tengah hegemoni kaum hawa, tak lekang pendiriannya untuk tetap menjadi arjuna. Kuakakaaaakkkk. Satu lagi, tanpanya mungkin tak bisa kita menikmati sirup Mangrove.
Sampai juga kita pada Fajar Nuggraha. Reporter asli Borneo yang dikabarkan tengah menjalin hubungan dengan Ayoz (duh Yoz…ingat DhiAjeng). Orangnya paling banyak omong. Kalo sedang bercerita, mirip dengan Laskar Pelanginya Andrea Hirata. Mendayu-dayu dan terkadang banyak hiperbolanya. Dan yang paling sering mendengarkan tentu saja Ayoz, siapa lagi. Sekarang ini sedang stres-stresnya mengahadapi kejaran tugas-tugas Sistem Perkapalan yang tak ada habisnya. Paling sering nemenin Labib menjaga markas IO di lantai 6. Harap diperhatikan saja, tidak cukup rasanya suara keras, tenaga ekstra, ataupun air seember untuk membangunkannya. Tips jitu, beri saja tugas berat dan deadline cepat. Dijamin tidak akan sulit membangunkannya karena dia tidak akan tidur.
Tentu saja sang penulis postingan ini. Sang pemilik blog. Orang yang sesuka hatinya menuliskan apa saja. Yang semaunya mengambil foto-foto kru lantai6. Semaunya mengomentari mereka-mereka ini. Karena ini adalah rumah saya. Kalian boleh saja menjadi raja, tapi tuan rumah adalah dewa…huaahaaaaaahaaaaa. Tidak penting siapa namanya. Cari sendiri! Disebut pun tak akan ingat. Akibat ulah yang menghebohkan, mbak Fitri menjadikan penulis sebagai asisten reporter junio di IO. Tidakkkk. Sudah asisten, asistennya reporter junior pula. Tengah menggapai target realistis di Teknik Sipil untuk menjadi lulusan ITS yang ke-100, penulis sadar bahwa sesungguhnya tanpa mereka-mereka di atas mungkin saja saya saat ini tengah berada dalam kerumunan orang yang waras.
Kalian memang pada edaaaannn.
Lantai 6 menggila.
Yang ngetik : zayn zesha
Yang jepret : sebagian kru lantai6
Minggu, 19 Oktober 2008
Gadisku!
Namanya Nayyara Dzafir Fairuza. Nama yang cantik secantik orangnya. Nayyara berasal dari kata nayyaroh yang berarti Bercahaya. Dzafir itu bisa diartikan Kejayaan atau kemenangan. Sedangkan Fairuza itu dari fairuz, semacam batu permata warna biru. Kejayaan yang bercahaya laksana batu permata warna biru, kira-kira seperti itu makna sederhananya. Tapi, Umi dan Abinya berdoa semoga menjadi manusia yang indah seindah permata fairuz, hati yang selalu bercahaya, tegar, dan berpendirian kuat, serta masuk dalam golongan orang-orang yang menang.
Panggilannya Naya dan dia memanggilku, Om Ut. Dialah gadisku…………………
Lahir 17 tahun kurang 12 hari setelah kelahiranku. Saat ini, gadisku ini lagi imut-imutny. Lagi lucu-lucunya. Dan sedang benar-benar menggemaskan. Dialah cucu dari bapaknya kakakku. Dan akulah satu-satunya yang akan selalu dia panggil Om, Om kandungnya.
Rindu untuk berjumpa selalu ada. Nan jauh di Riau sana, gadisku ini juga kangennya bukan main dengan Oomnya.
“Om dimana……..?”
“Gi ngapain Om?”
“Dah maem blom?”
Hanya itu yang bisa kami diskusikan melalui handphone, kapan pun dia sedang kangen.
Aku pun hanya dapat memandangi beberapa fotonya saja
Tulisan dan foto : zayn zesha
Sabtu, 18 Oktober 2008
BM 4775 CF
Sebuah kendaraan kecil yang telah menemaniku sejak September 2006 lalu. Menemani kemana saja aku mau. Berputar dan mengenal Surabayaku lebih dekat atau hanya sekedar luntang-luntang gak jelas melepaskan kekesalan ataupun meluapkan kegembiraan. Didatangkan langsung dari daerah asalnya, Riau, sepeda motor itu telah mengantarku kemana saja. Menjelajah ke tempat-tempat yang semula belum pernah kujamah. Berangkat dan pergi dari kota yang satu ke kota yang lain. Berjibaku dengan macet dan ruwetnya jalanan dalam kota. Menelusuri setapak demi setapak jalanan desa. Tampak pernah ada kata buntu baginya. BM 4775 CF akan selalu bergerak. Berputar dan berpindah.
Sebuah motor sederhana yang setia berbagi. Tak pernah mengeluh dikala hujan bergemuruh. Tak peduli panas, dia tetap mengganas. Jangankan bukit, gunung pun ditaklukkannya. Apalagi parit, sungai saja disebranginya. Inilah motor yang telah membawaku berkelana. Membawaku ke tempat di mana aku bisa merasa dekat denganNya.
Motorku tampil apa adanya. Tak ada yang berubah dari tampilan dan isinya. Yang terpenting adalah apa yang bisa diberikannya. Suatu kali, motor itu pernah menemukan sebuah jalan baru dari Batu ke Pacet melewati Cangar. Separuh Gunung Lawu pernah dilewatinya. Borobudur pernah disambanginya. Kelud dan Bromo sudah ditaklukkannya. Dua buah pasir pantai selatan telah disentuhnya. Pantai utara tak terhitunglah jumlahnya. Satu sungai telah disebranginya. Madura bukan masalah baginya.
Ternyata, dia pun sungguh ingin berkelana hingga Borneo dan Selebes. Yah……..ditunggu saja.
Rombongan PPSDMS di Cemorolawang
Singgah di Porong
Pasir Bromo……………..lewat sudah
Senja di Tambak Keputih
Tulisan dan foto : zayn zesha
Sabtu, 11 Oktober 2008
Makam itu......(Sisi Lain Keputih 2)
Keputih…………….
Saat orang menyebutnya pasti akan terbayang sebuah makam. Kumpulan gumpulan tanah yang berjejer rapi dan membentuk saf-saf. Terletak dalam blok-blok tertentu dengan jumlah yang telah ditentukan. Setiap saat bisa saja gumpalan itu bertambah. Gundukan bertambah. Jumlah saf semakin banyak. Blok-blok kosong pun akan terisi suatu saat nanti. Yahhh…inilah kuburan. Atau lebih mudah dibilang makam. Makam Keputih yang terkenal seantero Surabaya. Karena inilah Tempat Pemakaman Umum di Surabaya. Saat ini dan yang utama! Wajar jika Keputih disebut, maka akan teringat akan makam. Selain tempat cangkru’an abadinya anak ITS tentunya.
Sejak lama, Keputih sepertinya tak bisa lepas dari anggapan daerah buangan. Atau mungkin sengaja dijadikan daerah bungan. Bagaimana tidak……..berbagai macam sampah ada di Keputih. Mulai dari Makam Keputih, tempat sampah bagi jasad-jasad yang tidak berguna lagi. Dulu kala, Keputih pernah pula dijadikan Tempat Pembungan Akhir sampah-sampah (arti sebenarnya) Surabaya. Di belakang bekas TPA, akan didapati tempat pengolahan tinja, sampah manusia. Di depan makam, berdiri pusat rehabilitasi sosial, tempat para gelandangan, pengemis, dan orang yang tanpa status (gak jelas) di Surabaya alias sampah kota. Belum lagi isu rencana pemindahan pusat prostitusi Dolly ke Keputih, bertambahlah predikat Keputih menjadi penampung sampah masyarakat.
Ohhh Keputih……………
Malang benar nasibmu. Meski begitu justru pengabdianmu yang yang paling besar dari yang lainnya. Tanpamu, akan kemana sampah-sampah Surabaya itu. Itulah keistimewaanmu. Bahkan dari makam saja, kau berikan sesuatu yang luar biasa. Sebuah sisi lain yang menarik dari Surabaya dan dari Keputih.
Satu hal yang kau ajarkan wahai makam. Ternyata manusia akan lebih mudah diatur saat dia telah mati.
"aku dulu pejuang, loh.."
manis bukan......
tulisan dan foto : zayn zesha