Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoir....
Entah sudah berapa banyak doa itu kuberikan pada teman, saudara, senior, dan handai taulan lainnya. Semua pernikahan memiliki ceritanya sendiri. Entah bagaimana nanti bagian ceritaku? Bukan tidak ingin berpikir ke sana, tapi memberikan doa itu kepada orang lain saja sudah memiliki ceritanya sendiri. Tapi bukan cerita siapa, bagaimana, dan mengapa tentang pernikahan itu. Melainkan bagaimana , di mana, dan apa cerita yang mengiringi prosesi itu. Lagi………dan lagi-lagi tak jauh dari kata……………….jalan-jalan.
Lokasi pernikahan = Bungah, Gresik
Waktu = Pukul 13.00
Akhirnya BM 4775 CF digeber lagi keluar kota. Kali ini bersama mas Jo, orang pentingnya ITS Online. Nama aslinya Johan Asa Agusta, calon sarjana Teknik Sipil juga. Kami berdua mewakili keluarga besar ITS Online untuk menghadiri pernikahannya Mbak Nita & Mas Risal, keduanya pegawai BAUK. Khusus mbak Nita, hampir setiap hari ditemui di front office gedung Rektorat. Kami sudah sangat akrab, wajarlah jika diundang.
Waktu yang tertera di undangan memang siang, tapi pukul 06.30 kami sudah meninggalkan kampus ITS. Niatnya sudah jelas ingin jalan-jalan dulu. Gresik bukan kota wisata, daerah tujuan wisata sangat sedikit dan dianggap kurang menarik bagi sebagian orang. Tujuan yang kami tau pun hanya Pasir Putih yang lokasinya pun entah di mana. Terpaksa rumus lama dipakai lagi…..”yang penting jalan dulu, yang lain pikirkan nanti.”
Benar saja, baru beberapa menit berjalan kami sudah tau tujuan pertama kami…………sarapan. Alun-alun Gresik pun menjadi pilihan dengan pertimbangan akan selalu ada warung kaki lima. Dan akhirnya kami mendapatkan Gule Obos. Hiahahaaaaa……..makanan baru selalu saja membuat tertawa. Kenapa? Mungkin karena saya gila. Isi gule hampir sama seperti gule-gule (yang bener gule apa gulai sih) yang biasa disuguhkan bersama sate madura. Gule tulang sapi yang masih berbalut sedikit daging atau lemak. Rasanya tak jauh beda. Bedanya gule yang satu ini adalah Obos. Sejenis kerupuk yang berbahan roti dan tepung, layaknya roti maryamlah. Kerupuk ini yang dicampur ke gule. Dengan sepiring nasi dan segelas teh atau jeruk hangat, perut kami lumayan terisi pagi itu. Perjalanan siap dilanjutkan…………
Tujuan kedua adalah bertanya, karena kami tidak tau di mana Pasir Putih itu. Info didapat, kendaraan berangkat, Ujung Pangkah…… kami datang.
Tunggu sebentar……ada jembatan panjang membentang di atas Bengawan Solo. Sembayat kalo tidak salah namanya. Bagi orang sipil seperti kami, jembatan panjang membentang di tengah perjalanan super terik siang itu bisa menjadi semacam oase di tengah gurun pasir. Foto-foto dulu…..
Sampai Ujung Pangkah bukan pantai yang kami dapat, setidaknya belum kami dapat. Apakah nyasar? Ya, tapi nyasar yang beruntung, karena kami berada di salah satu muara Bengawan Solo. Muara yang penuh dengan nelayan-nelayan tradisional, penuh dengan perahu-perahu yang bersandar, penuh dengan ikan-ikan tangkapan, dan penuh dengan aroma amis. Karena kami nyasar ke pasar ikan yang berbatasan langsung dengan Bengawan Solo. Tak apalah….foto lagi saja.
Sebelum benar-benar ke pantai……agak jauh (sengaja menyasarkan diri) kami menuju dermaga pelelangan ikan Ujung Pangkah. Melihat penduduk setempat mancing dengan umpan udang. Foto-foto lagi……
Barulah kami tiba di Pasir Putih, Wisata Segoro Indah Dalegan (Wisid) Gresik Jatim. Sebuah Kuta kecil tanpa ombak di kabupaten Gresik. Satu-satunya pantai yang ada di Gresik. Dengan panjang sekitar 200 meter saja, ribuan orang tumplek blek di situ. Kasihan juga melihat mereka berdesakan di sana. Andai mereka pernah ke Klayar, Srau, atau Karanggoso, Wisid mungkin mereka lupakan.
Dan tanpa terasa…..inilah foto terakhir kami.
NB:
***entah kenapa melakukan perjalanan bareng mas Jo lebih menghasilkan banyak foto narsis.
*** tengkiyu buat Ayos untu kaosnya di menit-menit akhir sebelum keberangkatan.
Senin, 13 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
bang anak pelalawan ya?
ya...tau dari mana?
ini siapa?
Namanya bagus!! Artinya apa?
Posting Komentar