Minggu, 16 November 2008

Seperlima Abad Sudah (17/11)

Bismillah..
Sudah dua puluh tahun aku hidup di Bumi.
Seperlima abad sudah…………………

Biasa saja!
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya di hari yang sama
Sama seperti hari-hari biasanya setiap tahunnya
Tidak ada yang istimewa

Setahun telah berlalu
Satu tahun lagi juga akan berlalu
Begitu saja! selalu

Aku sadar umurku bertambah
Tapi yang kutau….umurku semakin berkurang
Mimpiku menggunung
Tapi waktuku menyempit

Seperlima abad sudah……
Tidak ada permintaan khusus
Tidak ada doa istimewa
Sama seperti hari-hari lainnya
Sama seperti syukur biasanya
Bismillah..

Umur memang telah ditentukan. Tapi tidak untuk waktu yang kumanfaatkan.

Jumat, 14 November 2008

Inilah Saya........

Berawal dari kegemaran mengamati tingkah polah orang lain, baik itu teman, kenalan, ataupun yang baru dikenal, tertarik diri ini untuk menunjukkan seperti apa pola perilaku sendiri. Mungkin kita sudah mengenal apa itu Personality Plus, namun kali ini penulis ingin membahas tentang metode lain untuk mengenal kepribadian seseorang, terutama diri penulis. Metode tersebut adalah Eneagram.

Menatap Mentari di Kawah Bromo, TNBTS

Jika personality plus mengenalkan empat tipe, maka eneagram memiliki sembilan tipe. Enea sendiri dalam bahasa Yunani berarti sembilan. Sebenarnya kesembilannya saling berhubungan membentuk gambar dalam sebuah lingkaran. Namun kita tidak membahas hal tersebut dalam hal ini. Satu lagi, dalam personality plus kepribadian seseorang bisa saja berubah. Penulis misalnya, 3 tahun lalu adalah seorang melankolis tulen. Sekitar dua tahun kemudian berubah menjadi melankolis yang cenderung plagmatis. Entah hari ini? Berbeda dengan Eneagram yang konon tidak akan berubah.


Inti pengajaran dari eneagram adalah bahwa di awal kehidupan, kita belajar untuk merasa aman dan untuk menghadapi kondisi dalam keluarga dan kondisi diri sendiri dengan mengembangkan suatu metode yang didasari atas Talenta dan kemampuan alamaih kita.

Dengan memanfaatkan eneagram kita mampu memahami orang lain dan diri kita, dan mempelajari sejumlah alternatif atas pola perilaku keseharian. orang yang setipe memeiliki motivasi dasar yang sama dalam memandang dunia ini dengan cara yang sebenarnya pada dasarnya adalah serupa. Adapun variasi dalam keseharian bersumber pada faktor semacam kedewasan, tipe orang tua, nilai budaya dan karakter bawaan misal introvert atau ektroverts ecara alamiah.

Adapun kesembilan kepribadian dalam eneagram tersebut adalah Perfeksionis, Penolong, Pengejar Prestasi, Romantis, Pengamat, Pencemas, Petualang, Pejuang, dan Pendamai (berurutan dari nomor 1 sampai 9). Dalam bukunya, untuk mengetahui diri kita termasuk dalam tipe, akan diberikan 20 pernyataan tiap tipenya terkait kecenderungan kita. Jumlah terbanyak dari 9 tipe yang ada menunjukkan itulah tipe kepribadian kita. (buku ada pada penulis). Dan penulis tercatat memiliki kepribadian tipe 5 dengan 20 pernyataan sempurna yang mencerminkan dirinya. Pengamat Sejati.

Berikut 20 pernyataan pada tiap tipe 5, pengamat.

  1. Belajar dengan mengamati dan membaca, bukan melakukan
  2. Sulit menunjukkan perasaan pada saat itu juga
  3. Tenggelam dengan minat saya sendiri dan berj=kutat selama berjam-jam dengan itu
  4. Mengalami perasaan yang lebih mendalam ketika sendirian
  5. Kadang merasa bersalah karena tidak terlalu murah hati
  6. Berusaha menutupi sensivitas dengan kritikan dan penilaian
  7. Orang yang kasar dan berisik mengganggu saya
  8. Menegaskan sesuatu adalah pekerjaan yang tidak saya sukai
  9. Suka berteman dengan orang yang ahli di bidang yang saya geluti
  10. Senang mendapatkan gelar yang dapat dibanggakan
  11. Bertentangan dengan orang lain, sinis, dan penuh kecurigaan
  12. Saat tidak nyaman di tengah orang banyak , ingin berharap lenyap ditelan bumi
  13. Enggan menjadi orang yang asertif atau agresif
  14. Benci acara sosial, lebih memilih sendiri atau bersama orang yang saya kenal baik
  15. Kadang merasa malu atau canggung
  16. Merasa lelah jika terlalu lama bersama orang-orang
  17. Merasa berbeda dari kebanyakan orang
  18. Merasa tidak terlihat, mengherankan jika seseorang tau sesuatu tentang saya
  19. Tidak mengejar materi untuk bahagia
  20. Tenang adalah senjata saya, itulah kekuatan saya

Mengamati Telaga Sarangan, Magetan

Sempurna, tidak ada satu nomor pun yang tidak mencerminkan diri penulis. Jika pun demikian dengan anda, bisa jadi anda juga seorang bertipe lima, meski hanya mengumpulkan 18 diantaranya.

Setelah mengisi ke 9 x 20 pernyataan, dan didapat bahwa diri penulis cenderung ke tipe lima, saatnya kita membahas bagaimana tipe lima tersebut. Dari baik hingga buruknya.

Yogi Berra (entah siapa) pernah mengatakan bahwa kau bisa memahami banyak hal hanya dengan mengamati. Tipe lima dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu, merasa cukup dengan diri sendiri, dan tidak terlihat bodoh.

Yang terbaik dari tipe lima adalah analitis, berpendirian teguh, sensitif, bijaksana, objektif, mudah memahami, dan mandiri (Gue banget semuanya). Sedangkan yang terburuk dari tipe lima adalah sok pintar, kikir, keras kepala, menjauhkan diri, suka mengkritik orang lain, mudah menyerah, dan sering bertentangan dengan orang lain (juga gue banget, kecuali kikir mungkin yah).

Jika dalam pergaulan, maka yang terbaik dari tipe lima adalah mereka baik hati, mudah memahami, berpikiran terbuka, mandiri, dan bisa dipercaya. Sedangkan yang terburuk dari tipe lima dalam pergaulan adalah suka mendebat, curiga, menarik diri, dan sering bertentangan dengan orang lain. Mereka memasang kuda-kuda terhadap orang yang mencoba menguasai.

Dalam bukunya, juga disebutkan bagaimana sebaiknya bergaul dengan tipe lima, berikut uraiannya, bagaimana bergaul dengan saya (tipe lima):

  • Mandirilah, jangan maunya nempel terus
  • Bicaralah secara langsung dan ingkas
  • Saya butuh waktu sendirian untuk mengatur perasaan dan pikiran saya
  • Ingatlah, ketika saya kelihatannya jauh, tidak mau mendekatkan diri atau sombong, itu bisa berarti bahwa saya merasa tidak nyaman
  • Buatlah agar saya merasa diterima, tapi jangan terlalu menggebu, jika demikian, saya mungkin meragukan ketulusanmu
  • Jika saya menjadi jengkel karena harus mengulang sesuatu, itu mungkin karena saya telah berusaha keras mengeluarkan pikiran saya pada kesempatan pertama.
  • Jangan mendekati saya dengan sikap berisik
  • Bantu saya menghindari hal yang tidak saya sukai, yaitu : pesta besar, musik orang lain yang hingar bingar, emosi yang melelahkan, dan pelanggaran terhadap privasi saya.

Menuju Kawah Kelud, Kediri


Senangnya Menjadi Tipe Lima
  • Teguh pendirian dan memandang hidup dengan objektif
  • Meraih pemahaman yang komplit; memahami sebab dan akibat
  • Pikiran saya tidak pernah pecah: melakukan apa yang saya anggap benar tanpa dipengaruhi tekanan dari orang lain
  • Tidak mengejar materi maupun status
  • Bersikap tenang saat keadaan genting


Susahnya Menjadi Tipe Lima

  • Lamban dalam melontarkan pengetahuan dan pandangan
  • Merasa jahat saat bersifat defensif atau seperti orang yang tahu segalanya
  • Merasa tertekan berada bersama orang saat saya tidak menginginkannya
  • Menyaksikan orang lain yang memiliki kemampuan bersosialisasi lebih baik tapi kecerdasan atau kemampuan teknisnya tidak begitu baik, lebih sukses dari saya
  • Sulit mengutarakan pikiran saya dengan tepat.

Pikiran khas dari tipe lima

  • "Bagaimana aku bisa menghindari rapat, ya?”
  • "Bagaimana caranya menghindari reuni keluarga?”
  • "Bagaimana kau bisa cabut dari pesta ulang tahunku sendiri?”
  • "Aku akan menyampaikan pandanganku padanya segera setelah menemukan cara yang sempurna untuk mengatakannya.”

Waktu senggang si tipe lima (sedikit banyak juga penulis lakukan) diantaranya adalah membaca buku, mempelajari suatu topik dengan mendalam, memancing diskusi diantara para teman, datang ke konser, museum, dan kuliah, mengikuti permainan yang menantang kecerdasan, mengurus koleksi atau proyek mereka, dan sekolah ke luar negri untuk mempelajari budaya dan kebiasaan asing.

Hal-hal yang nyaris mustahil dilakukan oleh tipe lima

  • Mempertontonkan pengetahuan mereka yang luas mengenai topik-topik yang masih buram
  • Mengadakan pesta besar-besaran
  • Mengajukan diri menjadi pembawa acara
  • Berlangganan koran demi halaman gosipnya
  • Menjadi salesman
  • Pergi bersama sekelompok orang selama dua minggu, di mana tidak ada kesempatan untuk menyendiri semenit pun

Berjalan di Pantai Selatan Desa Lebak Harjo, Malang

Dalam buku Eneagram tersebut juga dicantumkan keterkaitan kesembilan tipe dengan tipe-tipe Jungian (Tipe Myers-Briggs) yang sudah diakui itu. Ada empat kecenderungan, yaitu terkait dengan dunia eksternal (ekstrovert) atau internal (introvert), seorang pengindra (sensing) atau pengikut kata hati (intuitive), seorang pemikir (thinking) atau perasa (feelers), seorang penilai (judgers) atau pemersepsi (perceiving). Dan seperti tipe lima secara dominan. Penulis tergolong seorang introversion dan thinking, yaitu menjaga jarak, menutup diri, dan tidak banyak bicara. Menggunakan logika dan analisis untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.

Masih dalam buku yang sama, juga tercantum berbagai pendapat orang lain tentang tipe lima. Diantaranya adalah….

  • Ia begitu menikmati pekerjaannya. Saya kagum atas ketekunannya berjam-jam membaca, berkebun, bermain musik, dan menganalisa alam semesta.
  • Suaranya lembut, tenang, dan menyejukkan. Dia memiliki perspektif yang berbeda. Misalnya memandang celaan orang lain merupakan hal yang menarik
  • Dia kaya akan informasi dan ide-ide inovatif. Saya juga senang dengan selera humornya yang eksentrik

Lantas bagaimana pendapat anda tentang saya…………???

Kamis, 13 November 2008

Sedikit Bicara Cinta

Akhirnya bisa menulis tentang topik ini juga. Topik cinta yang akhir-akhir ini sedang menghangat di lantai 6. Meski Yudha Pratama telah memulainya lebih dulu, saya coba untuk membahasnya lebih mendalam. Terimakasih untuk Yudha karena terus memacu untuk tidak boleh kalah. Masa sama pencinta mangrove….kalah.
Pulau Kangean, Sumenep (Emal)

Berawal dari seorang Sufi lantai 6 yang pernah mengatakan bahwa Cinta itu yang penting aktualisasinya. Malam itu lantai 6 benar-benar sedang menggila. Di lain sisi, ternyata para penghuninya sedang bermelankolia di tengah tumpukan kertas-kertas hasil berita para pendaftar baru. Berhari-hari setelah itu, demam cinta pun masih melanda. Ada apa ini…………? Sepertinya sang Labib haruslah bertanggung jawab akan hal ini.

Saat itu, tidak hanya ada Labib “Sufi” Fayumi. Dimulai dari kata-katanya, Yudha pun menyahut dengan “Mencintai itu biasa, dicintai itu juga biasa, mencintai yang Maha Mencintai itu baru luar biasa!” begitulah kira-kira yang diucapkannya. Tak teringat apa yang pernah disampaikan Fajar dan Ayos. Intinya kami sedang menggila sembari bermelankolia.

Tidak lama setelah hari itu, penulis mendapatkan sebuah buku hasil nyolong punya temen yang sedikit membahas perihal cinta. Serial Cinta dari Anis Matta. Ada baiknya juga jika tertampilkan beberapa kata tentang cinta. Penulis pun ingin sedikit menyimpulkan bagaimana itu cinta. Setidaknya…..seperti inilah cinta itu.

Pantai Panyuran, Tuban (Ali)

Cinta Tanpa Definisi

Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Begitulah cinta yang ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.

Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Terlalu rumit untuk disederhanakan. Tidak ada definisi memang, dalam agama, atau filsafat, atau sastra, atau psikologi. Tapi inilah obrolan manusia sepanjang massa. Legenda yang tak pernah selesai.

Barangkali kita memang tidak perlu definisi. Toh kita juga tidak butuh penjelasan untuk dapat merasakan terik matahari. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya. Cara kerjanya itulah definisinya. Karena semua keajaiban terjadi di sana.

Depan Rektorat, ITS (Ayos)

Indahnya Memberi

Inti pekerjaan cinta adalah memberi. Memberi apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidupnya, yaitu memberi. Terus menerus memberi. Menerima mungkin, tapi itu hanya efek dari apa yang mereka berikan.

Kalau kamu mencintai dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan untuk membuat orang yang kamu cintai menjadi lebih baik kehidupannya. Pecinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu memutuskan mencintai, mereka akan segera memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka.

Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Pecinta sejati selamanya hanya bertanya “Apakah yang akan kuberikan?” Tentang kepada “siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.

Apakah kamu seorang pencinta sejati? Mudah saja, apa yang kamu rasakan saat kehilangan seseorang? Merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung.

Batu-Coban Rondo, Malang (Ali)

Seni Memperhatikan

Kalau intinya cinta adalah memberi, maka pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Kalau kita mencintai maka haruslah kita beri perhatian pada yang kita cintai. Perhatian adalah pemberian jiwa, semacam penampakan emosi yang kuat dari keinginan baik kepada yang dicintai. Dan tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk memperhatikan.

Memperhatikan adalah kondisi di mana kita keluar dari dalam diri kita menuju diri yang lain. Hati dan pikiran kita sepenuhnya tertuju kepada sesuatu yang kita cintai. Mereka yang bisa keluar dari dalam dirinya, telah terbebas dari kebutuhan untuk diperhatikan.

Inilah kekuatan para pencinta sejati. Mereka perhatikan yag mereka cintai secara intens dan menyeluruh, berusaha terus menerus memahami latarbelakang kehidupan sang kekasih, menyelidiki seluk beluk pesoalan hatinya, mencoba menemukan karakter jiwanya, mendefinisikan harapan dan mimpinya, sampai pada mengetahui kebutuhan untuk memenuhi harapan dan mimpi yang dicintainya.

Pecinta sejati biasanya lebih suka mendengarkan daripada didengarkan. Lebih suka memperhatikan daripada diperhatikan. Mereka memeliki kesabaran yang akan berpeluang untuk menyerap informasi tentang sang kekasih yang mereka cintai.

Di sinilah tersimpan rahasia cinta yang amat agung. Rahasia tentang pesona jiwa para pecinta. Saat dirimu memperhatikan kekasih hatimu, secara perlahan dan tanpa disadari ia akan bergantung pada perhatianmu. Secara psikologis ia akan sangat menikmati, maka saat perhatian itu hilang, ia akan merasakan kehilangan yang sangat. Akan menyiksa jiwanya dengan rindu. Mungkin ia tidak mengatakannya, tapi ia merasakannya…….

Air Terjun Iringgolo, Kediri (Ali)

Semangat Penumbuhan

Pekerjaan kedua seorang pecinta sejati, setelah memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta dapat mengubah kehidupan dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang yang kita cintai, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Seorang pencinta sejati harus mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang dijalani kekasihnya. Hal ini bukanlah mengatur atau mengintervensi. Tapi menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan potensi yang dimiliki. Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta yang melankolik. Sebab di sini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa. Di sini cinta adalah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran, dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan efektif.

Makam Keputih, Surabaya (Emal)

Mencintai itu Keputusan

Cinta adalah kata lain dari memberi….sebab memberi adalah pekerjaan….sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi itu berat…..sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama….sebab pekerjaan berat dalam waktu lama hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh…..maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ingin mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapa pun!

Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga ungkapan lain dari, ”Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia.”

Taruhannya adalah kepercayaan terhadap integritas kita. Sekali diucapkan maka harus dibuktikan. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, berkorban, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi.

Jadi benar apa kata Labib Fayumi, SuFinya lantai 6 bahwa yang terpenting dari cinta adalah aplikasinya. Jika kita siap mengatakan cinta maka kita pun harus siap untuk pekerjaan-pekerjaannya. Terkadang inilah yang menyebabkan sebagian orang sulit untuk mengatakan cinta. Dia mengerti konsekuensinya.

Ngancar, Sarangan (Ali)

Tak kan habis rasanya kita membicarakan cinta. Kali ini sekian dulu. Jika sempat, akan ada lagi tentang cinta jiwa, cinta misi, cinta kata, dan hirarki cinta itu sendiri. Jika terdapat hal-hal yang kurang mengena. Silakan tanya saja. Berharap saja akan terbit Sedikit Bicara Cinta 2. Atau barangkali anda memiliki pandangan lain tentang cinta?

NB: kupersembahkan tulisan ini untuk gadisku, Naya yang sering memberi meski sekedar miscall. Maaf jika tak pernah kubalas. Abisnya nelponnya waktu jam kuliah terus sih. Kedua, untuk lantai6 yang mungkin mendapat prioritas untuk diperhatikan, ditumbuhkan, dirawat, dan dilindungi. I love you all. Terakhir, untuk puan manapun yang ingin sekali kuberi perhatian, penumbuhan, perawatan, dan perlindungan. Sayang, belum ada yang pernah meminta.

Hantu itu Benar Adanya

Beberapa waktu terserang kabar bahwa Lantai 6 Perpustakaan Pusat ITS berhantu. Kebenarannya masih perlu dipertanyakan. Lebih dari itu, tidak ada bukti-bukti yang menagarah ke sana. Hanya ada beberapa saksi yang itupun tidak dapat dijadikan alasan untuk membenarkan. Jadilah berita tersebut bualan belaka. Bagi yang masih percaya, yah silakan saja.

Tapi sepertinya cerita itu tidak sekedar bualan belaka.

SAYA BARU SAJA MEMBUKTIKANNYA.

Hantu itu benar-benar ada. Dia ada di Perpustakaan, ada di Lantai 6. Bahkan sering berkeliaran di area ITS Online.

Cerita ini berawal dari niatku untuk mengeprint sebuah materi di salah satu komputer kantor ITS Online. Flashdisk telah tertancap. Tapi saat mata ini menatap monitor, secara tidak sengaja terbaca sebuah pesan-pesan singkat yang di dalamnya menyebut kata Hantu. Sang penulis pesan dan penerimanya entah di mana ternyata membicarakan sosok hantu seolah hantu itu benar-benar ada.

Ternyata benar adanya, kalo hantu itu ada. Sebab apa yang tertera dalam tulisan-tulisan tersebut memang menunjukkan fakta aktivitas kami sehari-hari.

Anehnya, setelah melihat pesan-pesan tersebut, tidak ada perasaan takut atau gentar.

Yang ada justru senyuman getir, senyuman kecut, terkecut yang pernah ada.

Ada yang pernah bilang bahwa marah itu membuat capek. Tapi ternyata menahan marah itu lebih melelahkan! Saya tidak bohong.

Rabu, 29 Oktober 2008

Labib Genap 22 Tahun (29/10)

Ucapan selamat pertama kepada Labib adalah selamat nongol di postingan khusus Labib pada blog ini. Dengan senang hati, pemilik blog yang tak lain dan tak bukan adalah rekan seperjuangan di lantai6 mengabarkan bahwasanya Labib Fayumi alias Sufi kita tengah menikmati umurnya yang ke-22. Tidak peduli apakah dirinya bahagia, sedih, atau biasa-biasa saja. Saya hanya ingin mengabarkan saja. keinginan kedua tentu saja agar Sufi bersedia sedikit merogoh kantong mentraktir kami….he 29x.

Akhirnya, ucapan kedua untuk Labib…………Selamat Ulang Tahun Bib, Selamat Milad, Selamat Birthday.

Senin, 27 Oktober 2008

Lantai 6 Menggila (2)

Sepertinya ada beberapa oknum yang berang atas terbitnya episode Lantai6 Menggila sebelumnya. Tak ayal, penulis pun menjadi amukan kekesalan. Berikut salah satu ekspresi salah satu oknum tersebut

Bagaimana komentar anda selanjutnya…………….??

Jumat, 24 Oktober 2008

Lantai 6 Menggila

Gaduh……

Tak perlu rasanya mengatakan “pecahkan saja gelasnya!” biar ramai.

Lantai 6 belakangan sungguh rame. Benar-benar gaduh mengaduh. Benar-benar gila menggeliat.

Ajang ORIO alias Open Rekrutmen ITS Online ternyata mampu memberikan kesempatan semua kru untuk berkumpul lebih sering, lebih lama, dan tentu saja lebih gila huaahhhaaaaa. Gila yang membuat suasana justru hangat dalam melawan dingin AC 18oC.

Bukan lagi keakraban yang terasa. Tidaklah lagi rasa kekeluargaan yang tercipta. Lebih dari itu kami adalah segerombolan yang ada karena cinta (ceilehhh, lantai 6 emang lagi dilanda demam cinta. Tunggu postingan selanjutnya). Yah, karena cinta kami ada. Cinta kami pada lantai6, cinta kami pada ITS Online, cinta kami pada berita, pada deadline, pada nyamannya karpet tidur, pada HR setiap bulannya, dan tentu saja pada makanan-makanan yang entah bagaimana selalu hadir menemani kami. Maknyusss tenan. Satu hal lagi adalah karena cinta kami pada setiap orang yang ada di dalamnya. Kami akan merasa kehilangan saat salah seorang tidak ada entah kemana (kecuali Pipit, gak ada dia tambah bagus…hiahahaaa), bukankah itu cinta?

Bagi kami, tiada hari tanpa menulis, memakan, dan menggacor. Menulis itu biasa, memang ini kerjaan kami setiap harinya. Memakan itu yang harus ada, tiada hari tanpa makan walau hanya sebiji bakwan, sebab dengan makan kami bertahan hidup, dengan bertahan hidup kami bisa menulis, dengan menulis kami berkumpul di sini, dengan berkumpul maka akhirnya kami bisa nggacor, huahahaaaa. Entah dari mana asal muasal kata nggacor ini. Yang jelas kata itu mencakup semua hal yang berhubungan dengan tidak berhenti berbicara, besar mulut untuk bercerita, berbagi kata, menebar lelucon, dan berujung dengan tertawa. Dan yang terpenting adalah hina mendina, hujat nan jahat, sindir memelintir adalah hal yang paling biasa kalo sudah nggacor. Bagi yang tersinggung, bersiaplah untuk ditertawakan.

Lantai 6 memang menggila!!!?@#%%$#&^@*&#)*(@&^@%!??!?

Akhirnya…………..

Sebelum anak-anak baru menjadi laskar baru kami. Ada baiknya saya cantumkan foto-foto mereka-mereka yang menggila. Mereka yang terpaksa menulis, mereka yang selalu menuntut makanan, dan yang ……………………………………nggacor.

Kita mulai saja! Tapi sebelumnya terdapat dua orang yang tidak saya sertakan. Mereka adalah Bekti Cahyo Hidayanto. Bapak satu anak inilah Pimpinan Redaksi kami. Yang kedua tentu saja Marji Wegoyono, mas kami yang telah lulus meninggalkan kami di sini, hiksshikkssss. Alasan untuk tidak menampilkannya adalah, pertama karena penulis tidak memiliki database fotonya, malas pula untuk mencarinya. Kedua, keduanya telah mulai jarang nongol di lantai6 meski tetap memantau. Ketiga dan paling penting adalah karena keduanya tidak suka memakan dan menggacor (kecuali mas Marji). InsyaAllah jika penulis menemukan foto bapak dan mas berdua di reruntuhan kota terlarang maka akan penulis sertakan. Maaf sebelumnya. Lagian mas Marji kan sudah mau hangout (out maksudnya), jadi secara baik-baik dan terhormat saya persilakan pergi saja, ke hutan lalu berbelok ke pantai lalu……jangan lupa tumpengannya. “Ngusir koq minta makanan, ta’ delepno kakus koen ko!” kalo mas marji bilang begitu harap maklum. Hiahaheeeee.

The First….

Lady’s first!

Merekalah keempat srikandi yang dimiliki ITS Online (IO). Sepertinya sudah biasa IO memiliki stok perempuan yang terbatas. Saat mereka berempat belum lama meramaikan bursa kejurnalistikan di lantai 6 kami harus kehilangan mbak Fitri dan mbak Thina. Tanpa mereka berempat, mungkin lantai 6 sudah menjadi gudang tak karuan. Mereka berempatlah yang menambahi kekurangan, menyemibangkan timbangan, sampai pada meluruskan kebengkokan. Inilah mereka (dari kiri ke kanan)………..

Hana Qudsiah, cewek Jakarta yang loe gue – loe guenya kumat kalo dah ngobrol ma Bahtiar. Reporter ini asalnya dari Teknik Kelautan. Satu yang khas dari dirinya adalah selalu menyebut “Kak” kepada orang yang menurutnya dituakan di lantai 6. Maka yang paling sering kita dengar adalah “Kak Labib, kak labib?!?”. Andai bahtiar dituakannya, berarti Hana akan memanggil “Kak Bah…Kak Bah”. Heheee. Satu lagi yang tidak biasa dari kebiasaannya adalah tidak mau dipotret, terutama foto closeup. Siapa yang berhasil mengambil gambarnya satu saja, penghargaan Satya Adi Lencana Mahabrata Kusumadewa akan saya anugrahkan padanya.

Bergeser ke kanan ada Pipit. Nama lengkapnya Nur Rahmah Fitriyah. Asli Surabaya dari Jurusan Teknik Lingkungan yang parahnya kurang begitu peduli dengan lingkungan. Kalo kesulitan mencarinya, datang saja ke lantai6 dan tunggu……jika anda mendengar “emosiiiiii” diucapkan oleh seseorang, dialah Pipit. Seolah telah menjadi jargon dan bagian dari hidupnya, Emosiiii sepertinya adalah obsesinya. Reporter yang satu ini orangnya narsis abis. Bangga akan dirinya. Hobinya adalah selalu dikerjain oleh kru-kru yang lain. No 2 yang suka nonton film setelah Labib. Dan merupakan salah satu dari tiga orang kru yang bisa bergaya di depan kamera. Kadang kepergiannya diharapkan meski tak jarang kealpaannya disesalkan.

Berikutnya adalah Siti Makkatur Rohmah dari Jurursan Fisika MIPA. Ada yang memanggilnya Siti, ada pula yang Rohmah, sedikit yang Makatur. Merupakan satu-satunya kru berdarah Madura Murni. Wajar jika reporter yang satu ini begitu cinta akan tanah kelahirannya dan sering membanggakannya, sayang justru itu yang sering dijadikan lelucon kru lainnya. Tertua diantara keempat srikandi yang ada, membuatnya harus selalu tampil dewasa. Hobinya tentu saja nulis. Hobi lain adalah mencari info-info lomba yang berhubungan dengan menulis. Peserta lain perlu khawatir jika Siti sudah mendaftar ikut lomba. Kenapa? yah karena saingan akan bertambah satu. Hehee

Terakhir dan yang berkacamata adalah Tyza Inandia. Anak Borneo yang nyasar ke Desain Komunikasi Visual, Despro ITS. Satu-satunya yang berkemampuan English di atas rata-rata anak IO lainnya. untung saja hanya blognya yang berbahasa asing itu. Kalo saja, Tyza ini menggunakannya di lantai 6, kemungkinan besar akan kami diamkan saja seolah dia adalah alien tak berguna yang nyasar di bumi. Keuntungannya kalo ada narasumber atau kegiatan berbahasa inggris, reporter yang satu ini yang jadi andalan. Saat masih OJT, Tyza ini pernah menjadi rebutannya mas Arif untuk dibinanya. “Poko’e, Tyza aku sing mbimbing!” begitu kata mas Arif yang kini tengah belajar di UTP bersama mbak Fitri. Apa alasannya? Masih menjadi sebuah misteri, sebab Tyza sendiri masih merupakan misteri. Terdapat hal-hal yang tidak biasa dalam dirinya. Apa itu? Tanyakan saja. Dan anda akan disemprotnya sembari mencak-mencak.


Kita beralih ke para Arjuna. Pertama, tentu yang tertua. Dialah Johan Asa Augusta. Sedang berjuang mengerjakan tugas akhirnya di jurusan Teknik Sipil. Biasa disapa Asa, tak jarang dipanggil Jo. Dialah Wakil Pimpinan Redaksi IO. Karena yang paling tua, kami anggap dia ayah kami di lantai6. Meski sibuk ngurus TA, bolak-balik Lab Konstruksi di jurusannya, tak pernah lupa sang ayah untuk mengurusi anak-anaknya di lantai6. Mengayomi, melindungi, menasehati, memeberi dukungan, memberi semangat, dan yang paling penting tentu saja membari HR. Tak jarang pula untuk memberi perintah. Siapa yang membangkang, jangan harap melihatnya memberi HR. Terakhir, ayah yang juga sering bermalam di lantai6 ini orang kedua yang bisa mengekspresikan diri di depan kamera.


Hanif Santoso, Kordinator Liputan ITS Online. Mahasiswa Teknik Geomatika yang luar biasa cintanya pada dunia fotografi. Orangnya low profile, tak banyak yang bisa diceritakan di sini. Hanya saja, dia ini ternyata soulmatenya Ayos. Lebih dari itu mereka menyebutnya tidak lagi soulmate tapi sudah lebih jauh, Bedmate alias satu ranjang. Bagai pinang di belah dua, mereka tak terpisahkan. Jangan heran, hanif akan terlihat murung saat Ayos tengah bercanda ria bercumbu mesra dengan Fajar. Sayang, Hanif ahnya memendamnya. Sungguh mengaharukan.


Berikutnya tentu saja Ayoz, sang Bedmatenya Hanif. Nama lengkapnya Ayoz Purwoaji. Anak Jember yang tertampung di Desain Produk ITS. Jabatannya di IO adalah redaktur. Banyak hobinya dan berbanding linier dengan banyaknya kemauannya. Wajar jika kami-kami menyebutnya seorang yang mulitalenta. Yang paling penting untuk diketahui, dia ini adalah orang dibalik kegacoran anak-anak lantai6. Orangnya rame tapi kalo tugas sudah menumpuk, senyumpun tak kan kita dapati. Tapi kalo sudah di depan kamera, emmmmhhh, orang ketiga di lantai6 yang bisa bergaya di depan kameraYang perlu diwaspadai terutama oleh Hanif adalah kedekatannya dengan Fajar akhir-akhir ini. Hihiiiii. Hati-hatilah! Episode baru Rian-Novel kan dimulai.


Berikutnya adalah penghuni tetap lantai6. Meskipun tidak menetap, Labib Fayumi adalah orang yang paling sering berdiam di markas besar IO. Sangat wajar jika dirinya yang bertanggung jawab atas kebersihan markas. Bukan rahasisa umum lagi Redaktur asal Teknik Informatika ini adalah rajanya nonton film. Julukannya saja SUFI alias Suka Film. Tapi………………..yang ditontonnya adalah anime-anime. Hampir semua anime pernah dilahapnya, mulai dari yang berdarah-darah sampai anime yang super girly. Belakangan, sang Sufi gemar mengumbar kata-kata cinta. Lagi Melankolia dia rupanya. Gosip bersama sang Emosiii pun berhembus. Benar atau tidak, baginya tetap saja “Cinta itu yang penting aktualisasinya!”


Berikutnya ada Bahtiar Rifai Septiansyah. Jack Mania yang nyasar di Perkapalan ITS. Reporter satu ini yang biasanya menemani penulis bermain Pimpong di lantai 6. Salah satu tim redaksi yang aktif mengisi rubrik opini. Kecintaannya pada Persija dan Arsenal jelas menjelaskan kegemarannya beramain bola. Sayang, semenjak di ITS kegemarannya kurang tersalurkan di tengah kesibukannya berorganisasi. Bisa dibilang Bahtiar organisatoris di antara para kru IO. Mulai dari kawanan Manarul ‘Ilmu sampai kumpulan para legislator di LM ITS ia sambangi. Soal militansi jangan ditanya, berita dan opini tetap mengalir untuk IO. Kalo sudah sibuk, aku juga yang susah. Tak ada teman bermain pimpong sebab hampir semua kru lainnya pada males olahraga. Kerjanya selain buat berita cuma tidur, makan, dan friendsteran/bloging, dan nggacor. Heheee. Kata Ayoz sih HiFatLoBrain banget. Hiiahahaaaaa.


Anak yang satu ini namanya Januar Indra Yudhatama. Bisa dipanggil Januar, bisa juga Yudha. Belakangan, anak Biologi ITS ini yang paling rajin mencari, menulis, dan mengupload berita. Tak mau kalah dia dengan Johan Asa yang tidak lain tidak bukan adalah kakak kandungnya. Tampilannya tidak berlebihan, malah terkesan kurang terurus. Ada kemungkinan dikarenakan Biologi ITS minim lelaki. Seperti apapun rupanya akan laku juga. Heheee, sory Yud. Tapi jangan salah, dia ini ternyata Ketua kajian jurusan di Biologi. Ternyata di tengah hegemoni kaum hawa, tak lekang pendiriannya untuk tetap menjadi arjuna. Kuakakaaaakkkk. Satu lagi, tanpanya mungkin tak bisa kita menikmati sirup Mangrove.


Sampai juga kita pada Fajar Nuggraha. Reporter asli Borneo yang dikabarkan tengah menjalin hubungan dengan Ayoz (duh Yoz…ingat DhiAjeng). Orangnya paling banyak omong. Kalo sedang bercerita, mirip dengan Laskar Pelanginya Andrea Hirata. Mendayu-dayu dan terkadang banyak hiperbolanya. Dan yang paling sering mendengarkan tentu saja Ayoz, siapa lagi. Sekarang ini sedang stres-stresnya mengahadapi kejaran tugas-tugas Sistem Perkapalan yang tak ada habisnya. Paling sering nemenin Labib menjaga markas IO di lantai 6. Harap diperhatikan saja, tidak cukup rasanya suara keras, tenaga ekstra, ataupun air seember untuk membangunkannya. Tips jitu, beri saja tugas berat dan deadline cepat. Dijamin tidak akan sulit membangunkannya karena dia tidak akan tidur.


Terakhir…………….heeheeee

Tentu saja sang penulis postingan ini. Sang pemilik blog. Orang yang sesuka hatinya menuliskan apa saja. Yang semaunya mengambil foto-foto kru lantai6. Semaunya mengomentari mereka-mereka ini. Karena ini adalah rumah saya. Kalian boleh saja menjadi raja, tapi tuan rumah adalah dewa…huaahaaaaaahaaaaa. Tidak penting siapa namanya. Cari sendiri! Disebut pun tak akan ingat. Akibat ulah yang menghebohkan, mbak Fitri menjadikan penulis sebagai asisten reporter junio di IO. Tidakkkk. Sudah asisten, asistennya reporter junior pula. Tengah menggapai target realistis di Teknik Sipil untuk menjadi lulusan ITS yang ke-100, penulis sadar bahwa sesungguhnya tanpa mereka-mereka di atas mungkin saja saya saat ini tengah berada dalam kerumunan orang yang waras.

Kalian memang pada edaaaannn.

Lantai 6 menggila.


Yang ngetik : zayn zesha

Yang jepret : sebagian kru lantai6

Minggu, 19 Oktober 2008

Gadisku!


Namanya Nayyara Dzafir Fairuza. Nama yang cantik secantik orangnya. Nayyara berasal dari kata nayyaroh yang berarti Bercahaya. Dzafir itu bisa diartikan Kejayaan atau kemenangan. Sedangkan Fairuza itu dari fairuz, semacam batu permata warna biru. Kejayaan yang bercahaya laksana batu permata warna biru, kira-kira seperti itu makna sederhananya. Tapi, Umi dan Abinya berdoa semoga menjadi manusia yang indah seindah permata fairuz, hati yang selalu bercahaya, tegar, dan berpendirian kuat, serta masuk dalam golongan orang-orang yang menang.
Panggilannya Naya dan dia memanggilku, Om Ut. Dialah gadisku…………………


Lahir 17 tahun kurang 12 hari setelah kelahiranku. Saat ini, gadisku ini lagi imut-imutny. Lagi lucu-lucunya. Dan sedang benar-benar menggemaskan. Dialah cucu dari bapaknya kakakku. Dan akulah satu-satunya yang akan selalu dia panggil Om, Om kandungnya.

Rindu untuk berjumpa selalu ada. Nan jauh di Riau sana, gadisku ini juga kangennya bukan main dengan Oomnya.

“Om dimana……..?”

“Gi ngapain Om?”

“Dah maem blom?”

Hanya itu yang bisa kami diskusikan melalui handphone, kapan pun dia sedang kangen.


Aku pun hanya dapat memandangi beberapa fotonya saja

Bersama umi dan abi


Eeemmmmmhhhhhhh……….gemes


Titisan cakepnya sang Om


Tulisan dan foto : zayn zesha

Sabtu, 18 Oktober 2008

BM 4775 CF


Sebuah kendaraan kecil yang telah menemaniku sejak September 2006 lalu. Menemani kemana saja aku mau. Berputar dan mengenal Surabayaku lebih dekat atau hanya sekedar luntang-luntang gak jelas melepaskan kekesalan ataupun meluapkan kegembiraan. Didatangkan langsung dari daerah asalnya, Riau, sepeda motor itu telah mengantarku kemana saja. Menjelajah ke tempat-tempat yang semula belum pernah kujamah. Berangkat dan pergi dari kota yang satu ke kota yang lain. Berjibaku dengan macet dan ruwetnya jalanan dalam kota. Menelusuri setapak demi setapak jalanan desa. Tampak pernah ada kata buntu baginya. BM 4775 CF akan selalu bergerak. Berputar dan berpindah.

Sebuah motor sederhana yang setia berbagi. Tak pernah mengeluh dikala hujan bergemuruh. Tak peduli panas, dia tetap mengganas. Jangankan bukit, gunung pun ditaklukkannya. Apalagi parit, sungai saja disebranginya. Inilah motor yang telah membawaku berkelana. Membawaku ke tempat di mana aku bisa merasa dekat denganNya.

Ada Semeru di spionku

Motorku tampil apa adanya. Tak ada yang berubah dari tampilan dan isinya. Yang terpenting adalah apa yang bisa diberikannya. Suatu kali, motor itu pernah menemukan sebuah jalan baru dari Batu ke Pacet melewati Cangar. Separuh Gunung Lawu pernah dilewatinya. Borobudur pernah disambanginya. Kelud dan Bromo sudah ditaklukkannya. Dua buah pasir pantai selatan telah disentuhnya. Pantai utara tak terhitunglah jumlahnya. Satu sungai telah disebranginya. Madura bukan masalah baginya.

Ternyata, dia pun sungguh ingin berkelana hingga Borneo dan Selebes. Yah……..ditunggu saja.

Rombongan PPSDMS di Prigi


Rombongan PPSDMS di Cemorolawang


Singgah di Porong


Pasir Bromo……………..lewat sudah


Sungai pun Dilibas


Senja di Tambak Keputih

Tulisan dan foto : zayn zesha

Sabtu, 11 Oktober 2008

Makam itu......(Sisi Lain Keputih 2)

Keputih…………….

Saat orang menyebutnya pasti akan terbayang sebuah makam. Kumpulan gumpulan tanah yang berjejer rapi dan membentuk saf-saf. Terletak dalam blok-blok tertentu dengan jumlah yang telah ditentukan. Setiap saat bisa saja gumpalan itu bertambah. Gundukan bertambah. Jumlah saf semakin banyak. Blok-blok kosong pun akan terisi suatu saat nanti. Yahhh…inilah kuburan. Atau lebih mudah dibilang makam. Makam Keputih yang terkenal seantero Surabaya. Karena inilah Tempat Pemakaman Umum di Surabaya. Saat ini dan yang utama! Wajar jika Keputih disebut, maka akan teringat akan makam. Selain tempat cangkru’an abadinya anak ITS tentunya.

Sejak lama, Keputih sepertinya tak bisa lepas dari anggapan daerah buangan. Atau mungkin sengaja dijadikan daerah bungan. Bagaimana tidak……..berbagai macam sampah ada di Keputih. Mulai dari Makam Keputih, tempat sampah bagi jasad-jasad yang tidak berguna lagi. Dulu kala, Keputih pernah pula dijadikan Tempat Pembungan Akhir sampah-sampah (arti sebenarnya) Surabaya. Di belakang bekas TPA, akan didapati tempat pengolahan tinja, sampah manusia. Di depan makam, berdiri pusat rehabilitasi sosial, tempat para gelandangan, pengemis, dan orang yang tanpa status (gak jelas) di Surabaya alias sampah kota. Belum lagi isu rencana pemindahan pusat prostitusi Dolly ke Keputih, bertambahlah predikat Keputih menjadi penampung sampah masyarakat.

Ohhh Keputih……………

Malang benar nasibmu. Meski begitu justru pengabdianmu yang yang paling besar dari yang lainnya. Tanpamu, akan kemana sampah-sampah Surabaya itu. Itulah keistimewaanmu. Bahkan dari makam saja, kau berikan sesuatu yang luar biasa. Sebuah sisi lain yang menarik dari Surabaya dan dari Keputih.

rapi

Satu hal yang kau ajarkan wahai makam. Ternyata manusia akan lebih mudah diatur saat dia telah mati.


"aku dulu pejuang, loh.."


GiBol banget


palsu, tapi bunga yang yahuuuudd

manis bukan......



tulisan dan foto : zayn zesha