Keputih, daerah pinggiran di Surabaya Timur yang dikenal sebagai tempat nongkrong arek-arek ITS. Bersebelahan langsung dengan kampus ITS Sukolilo menjadikan Keputih sarang para mahasiswa ITS. Tak ayal lagi, selain daerah Gebang Putih, Keputih dan daerah sekitarnya telah menjadi rumah bagi para pencari ilmu di ITS.
Dulu, Keputih hanya sebuah kampung biasa yang dihuni oleh para petani, baik petani kebun dengan sawahnya ataupun petani ikan dengan tambaknya. Pastinya bisa kita bayangkan betapa tenangnya kala itu. Hanya ada sekumpulan orang yang dikelilingi berhektar sawah. Seonggok desa di pinggiran Surabaya yang asri dengan lahan-lahan tambaknya. Namun kini Keputih telah berubah.
Tak jauh beda dengan daerah-daerah lainnya, Keputih pun tak mampu bertahan dari kerasnya perubahan zaman. Globalisasi dan modernisasi sedikit demi sedikit turut pula menancapkan tajinya di jantung Keputih. Belum lagi kultur-kultur baru dari ribuan mahasiswa rantau yang menetap di Keputih. Segi positifnya tentu saja ada, banyak malah. Tapi justru karena itu Keputih telah kehilangan sesuatu yang dulu dimilikinya……ketenangan.
Setiap orang selalu bergerak. Dari kos ke kos, dari kos ke kampus, dari kos ke swalayan, dari kos ke warung. Terus saja seperti itu. Rasanya orang-orang itupun tak butuh akan ketenangan. Barangkali mereka sudah lupa. Bahkan pada sisa-sisanya.
Yah….sisa-sisa. Ternyata Keputih masih menyisakan ketenangannya dulu. Ketenangan yang tentu saja sedikit menjauh dari hiruk pikuk kehidupan pemukiman. Ketenangan itu ada pada tambak Keputih. Tambak yang masih tersisa berhektar-hektar dengan sejuta ketenangan dan kenyamanan di dalamnya.
Sejuk………….
Itulah kesan yang pertama saya dapat saat berada di tengah hamparan tambak. Padahal matahari masih menyengat kuat sore itu. Mungkin karena jumlah oksigennya lebih banyak dibanding di Keputih. Maklum saja, jumlah orang yang kita temui dapat dihitung dengan jari. Belum lagi pohon-pohon yang tumbuh membantasi tiap petak tambak, semakin memberi kesan teduh.
Jauh dari kepenatan kampus dan sekitarnya. Jauh dari kebisingan desing kendaraan. Jauh dari raungan orang-orang. Jauh dari udara sumpek. Sungguh Tambak Keputih dapat menjadi obat untuk melepaskan penat meski sejenak.
Tambak Keputih mungkin tak seindah Tambak Wonorejo. Tapi kalo hanya ingin mencari ketenangan ditambah pemandangan yang cukup aduhai terlebih saat matahari akan terbenam, cukuplah Tambak Keputih jadi pilihan.
Bagi yang senag offroad, jalanan tambak sungguh nikmat untuk dilalui. Sumpah………….
Seperti biasa……………….inilah foto-foto lainnya
Tulisan : zayn zesha
Foto : ali & zayn zesha